JAKARTA – PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank/Perseroan) menggelar Paparan Publik dengan empat agenda terkait kinerja dan rencana usaha perseroaan yang dihadiri oleh Direksi J Trust Bank, Helmi A Hidayat dan Widjaja Hendra.
Direktur Keuangan dan Perencanaan J Trust Bank, Helmi A Hidayat menyampaikan “Perseroaan mampu mempertahankan kinerja positif dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 161,22 miliar dalam Laporan Keuangan Kuartal III tahun 2024. Dengan performa keuangan yang kuat seperti saat ini kami percaya diri mampu menutup tahun ini dengan positif”
Katalis dalam peningkatan kinerja tersebut dipicu oleh pertumbuhan kredit bruto menjadi sebesar Rp 28,13 triliun dari sebelumnya Rp 23,60 triliun atau tumbuh 19,22 persen YoY (Year-on-Year).
Sementara dana pihak ketiga (DPK) juga terlihat meningkat menjadi Rp 34,18 triliun dari Rp 29,73 triliun atau sebesar 14,95 persen YoY pada posisi Kuartal III 2024 dibandingkan Kuartal III 2023.
Kombinasi pertumbuhan ini pada akhirnya membuat LFR (Loan to Funding Ratio) Perseroan meningkat dari 79,37 persen pada Kuartal III 2023 menjadi 82,32 persen pada Kuartal III 2024.
Sedangkan pada periode yang sama Perseroan juga mampu tetap berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga membuat rasio NPL (non-performing loan) Bank pada Kuartal III 2024 terus membaik, dengan NPL gross berada di level 1,20 persen dan NPL net di 0,91 persen.
Pada paparan kinerja kali ini dipaparkan beberapa rencana strategis J Trust Bank salah satunya penguatan permodalan (CAR) dari posisi 13.08% per September 2024 menjadi di atas 14% di tahun 2025. Upaya yang akan dilakukan melalui pertumbuhan laba, kandidat investor, serta aksi korporasi penambahan Dana Setoran Modal dan right issue.
Direktur Bisnis J Trust Bank, Widjaja Hendra menambahkan “Perseroan terus berkonsentrasi melakukan ekspansi bisnis melalui segment Commercial, Corporate, dan Retail tentunya diselaraskan dengan kebijakan perekonomian di tahun pemerintahan baru ini. Kami bersemangat untuk mendukung dan melayani para pemangku kepentingan di sektor pertanian, manufaktur, infrastruktur, dan energi terbarukan”. (rls/ddy)