Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Bawang di Subang Mulai Melonjak, Disebabkan Permintaan Tinggi

Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Bawang di Subang Mulai Melonjak, Disebabkan Permintaan Tinggi

Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, harga cabai dan bawang mulai mengalami kenaikkan.(Muhammad Faishal/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, harga cabai dan bawang terpantau mulai mengalami kenaikan harga.

Hal ini berdasarkan daftar harga rata-rata bahan pokok yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Subang per Selasa (27/5). 

Terpantau harga kelompok cabai mulai dari cabai merah keriting dari Rp 24.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram (kg), cabai merah besar dari Rp 24.000 menjadi Rp 28.000 per kg, cabai rawit hijau dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kg, dan cabai rawit merah dari Rp 25.000 menjadi Rp 28.000 per kg.

Adapun dari kelompok bawang juga mengalami kenaikan mulai dari bawang merah dari Rp 31.000 menjadi Rp 40.000 per kg hingga, bawang putih dari Rp 30.000 menjadi Rp 32.000 per kg.

BACA JUGA: Bupati Subang Reynaldi Putra Andita Buka Suara soal Isu Akuisisi Persikas

Kabid Perdagangan DKUPP Subang, Lita Pelitiani mengatakan, naiknya harga tersebut disebabkan karena meningkatnya permintaan komoditas tertentu pada saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang dalam hal ini Hari Raya Idul Adha. 

Dirinya menambahkan kenaikan tersebut lumrah terjadi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

"Memang sudah biasa dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) selalu berpengaruh terhadap harga Kepokmas," ucapnya. 

Selain itu, kenaikan harga tersebut juga dipengaruhi oleh faktor cuaca dan pendistribusian komoditas.

BACA JUGA: Gagal Beraksi, Maling Motor di Pasar Cipeundeuy Dibekuk Polisi

"Ketika cuaca ekstrem, produksi komoditas terganggu sehingga saat pendistribusian pasti terhambat pula, diantara nya ketika permintaan tinggi sementara komoditas kurang," ucapnya. 

Ia juga menambahkan faktor cuaca juga menyebabkan banyaknya komoditas yang berkualitas buruk sehingga jumlah produk menjadi sedikit yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi mahal. 

Lita pun menyebutkan keadaan tersebut bisa diperparah adanya akses jalan yang rusak saat pendistribusian sehingga rangkaian rantai pasokan menjadi terhambat.

"Keterlambatan sampai ke pedagang membuat kualitas komoditas menurun, sehingga adanya kebusukan dan lainnya," ucapnya.(fsh/sep)


Berita Terkini