Internasional

Amerika Serikat Mendorong Hamas untuk Setuju dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Amerika Serikat Mendorong Hamas untuk Setuju dengan Israel Terkait Gencatan Senjata
Amerika Serikat Mendorong Hamas untuk Setuju dengan Israel Terkait Gencatan Senjata (Image From: The Korea Times)

PASUNDAN EKSPRES - Amerika Serikat mendorong Hamas untuk setuju dengan Israeel terkait gencatan senjata di Gaza.

Pada hari Selasa, (9/4/2024), Amerika Serikat menekan Hamas untuk menerima perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran di Gaza selama enam minggu.

Amerika Serikat Mendorong Hamas untuk Setuju 

Kesepakatan ini juga akan mengakibatkan pembebasan sekitar 100 sandera yang ditahan. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina yang saat ini dipenjara. 

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa ini adalah sebuah proposal yang sangat penting yang telah disampaikan kepada Hamas di Kairo pada akhir pekan lalu dan harus diterima.

"Bola ada di tangan Hamas," kata Blinken, dikutip dari Voice of America, Rabu, (10/4/2024). 

"Dunai sedang mengamati untuk melihat apa yang dilakukannya," tambahnya. 

Blinken juga mengungkapkan fakta bahbwa Hamas belum menyetujui persyaratan tersebut. 

Hamas mengatakan jika proposal tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka, tapi mereka akan berusaha mempertimbangkannya. 

Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengumumkan bahwa negaranya tidak akan menghentikan penjualan senjata oleh perusahaan-perusahaan Inggris ke Israel.

"Penilaian terbaru kami tidak mengubah posisi kami terkait lisensi ekspor," kata Cameron di Washington.

Cameron juga mengatakan jika mereka tetap merasa prihatin terhadap isu-isu kemanusiaan di Gaza. 

Setelah serangan teror yang mengejutkan pada tanggal 7 Oktober di Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan penangkapan sekitar 250 sandera, Israel menyatakan perang terhadap Hamas.

Serangan balasan Israel di wilayah Gaza telah menyebabkan lebih dari 33.000 korban jiwa, dengan sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas. 

Pada hari Senin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa militer Israel telah menetapkan tanggal yang dirahasiakan untuk melakukan serangan di Rafah, sebuah wilayah di perbatasan Gaza-Mesir yang menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta orang Palestina yang berusaha menjaga keamanan mereka.

AS mengatakan keberatan terhadap rencana serangan di Rafah. Menteri Blinken menyatakan bahwa pejabat AS berencana untuk bertemu kembali dengan pejabat Israel minggu depan untuk berdiskusi dan menawarkan alternatif rencana lain. 

(ipa)

Berita Terkait