Nasional

Markaz Tathwir Dibangun di Indonesia, Wamenag: Al-Azhar Kampus Pencetak Ulama Moderat

Markaz Tathwir Dibangun di Indonesia, Wamenag: Al-Azhar Kampus Pencetak Ulama Moderat
Peresmian Markaz Tathwir cabang Indonesia oleh Kemenag dan Universitas Al-Azhar. (Foto: laman resmi Kemenag)

PASUNDAN EKSPRES - Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar baru saja meresmikan pembangunan Markaz Tathwir cabang Indonesia. 

Peresmian ini dilakukan di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (11/7).

Dalam sambutannya, Wamenag Saiful Rahmat Dasuki menyatakan bahwa Al-Azhar adalah kampus pencetak ulama yang memiliki pemahaman Islam moderat. 

Dia juga menyebut Universitas Al-Azhar sebagai benteng Islam moderat yang tertua.

"Banyak tokoh dan ulama Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di Al-Azhar. Sebut saja misalnya Presiden Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Prof. Dr. Quraish Shihab, KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus), dan lain-lain," ucap Saiful Rahmat Dasuki, dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (13/7).

"Oleh karena itu kerja sama dengan Al-Azhar adalah salah satu kerja sama yang sangat penting untuk terus ditingkatkan. Dan alhamdulillah, pada hari ini Kementerian Agama bekerja sama dengan Al-Azhar khususnya dalam mewujudkan Markaz Tathwir cabang Indonesia," sambungnya.

Saiful berharap kerja sama ini semakin meneguhkan hubungan baik antara Indonesia dengan Mesir, antara umat Islam Indonesia dengan umat Islam Mesir, dan antara Kementerian Agama RI dengan Universitas Al-Azhar.

"Semoga kerja sama ini juga menjadi titik tolak untuk kebaikan-kebaikan ke depan, utamanya bagi santri dan pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar. Amiin ya rabbal’alamin," tandasnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rokhmad menyatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara terbesar yang mengirimkan mahasiswanya ke Al-Azhar. 

Adapun jumlah mahasiswa Indonesia di Al-Azhar mencapai lebih dari 13.000 orang.

"Hal yang juga membuat kami sangat bersyukur, Grand Syekh tidak pernah mendengar keluhan dari 13.000 lebih mahasiswa Indonesia itu. Artinya pelajar Indonesia yang ada di Mesir memiliki karakter yang baik," ucap Abu Rokhmad.

Dia pun berterima kasih kepada Al-Azhar dan Imam Akbar atas upaya untuk melayani putra putri Muslim Indonesia yang belajar di sana.

"Universitas Al-Azhar memiliki kedudukan yang Istimewa di hati kami umat Islam Indonesia, karena dari sana lahir ulama-ulama yang mengajarkan Islam yang penuh kedamaian dan kasih sayang," tuturnya.

Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu merasa bahagia dan berterima kasih kepada Universitas Al-Azhar atas peresmian Markaz Tathwir di Indonesia.

"Kami ingin berbagi kebahagiaan kepada Bapak Ibu semua, sekaligus menyampaikan terima kasih untuk kesekian kalinya kepada Universitas Al-Azhar, karena telah berkenan membuka Pusat Pengembangan atau Markaz Tathwir cabang Indonesia. Perlu Bapak/Ibu ketahui, Markaz Tathwir ini hanya ada di beberapa negara, dan salah satunya Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Direktur Markaz Tathwir (Pusat Pengembangan Pelajar dan Mahasiswa Asing Al-Azhar) Al-Azhar, Nahla Sabry El Seidy, dalam sambutannya menyatakan bahwa pelajar Indonesia di Mesir memiliki karakter yang baik. 

"Kami di Al-Azhar menyaksikan bahwa mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al-Azhar punya akhlak yang baik," tuturnya.

"Jangankan 13.000, kita bahkan ingin mahasiswa Indonesia yang kuliah di Al-Azhar mencapai 100.000," lanjutnya.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama dan Universitas Al-Azhar yang telah bekerja sama untuk membangun Markaz Tathwir cabang Indonesia," pungkasnya.

Dalam acara peresmian Markaz Tathwir itu dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, Direktur Markaz Tathwir (Pusat Pengembangan Pelajar dan Mahasiswa Asing Al-Azhar) Al-Azhar, Nahla Sabry El Seidy beserta romobongan, serta pejabat eselon I dan II Kemenag. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua