Raja Aibon Kogila: TMMD Membentuk Karakter Manusia Unggul dan Cinta Tanah Air

MEMBANGUN KARAKTER. Dandim 0619/Purwakarta Letkol Inf Ardiansyah atau yang akrab disapa Raja Aibon Kogila menyebutkan bahwa TMMD tak sekadar membangun infrastruktur melainkan membangun karakter manusia unggul. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
Sebut saja, kata dia, mulai dari salat berjemaah di musala, ngaliwet atau makan bareng bersama warga, mengajar anak-anak mengaji atau sekadar ngopi di warung sambil mengobrol tentang kondisi desa.
"Kegiatan-kegiatan semacam ini yang dengan sendirinya menguatkan ikatan prajurit TNI dengan rakyat. Bahkan, selama TMMD, mayoritas personel ikut tinggal sementara di rumah-rumah warga. Kalau sudah seperti ini, kemanunggulan TNI dengan masyarakat tak sebatas jargon belaka melainkan nyata adanya," ucap pria yang sebelumnya mengemban tugas sebagai Komandan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Karawang ini.
Untuk diketahui, pelibatan personel Satgas TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta ini sebanyak 215 personel, yakni terdiri atas TNI AD 109 orang, TNI AL 10 orang, TNI AU 10 orang, Polri dua orang, Pemkab Purwakarta 19 orang dan masyarakat sebanyak 65 orang. Tanpa lelah pun tanpa sekat, mereka saling bergotong-royong melaksanakan program TMMD, baik sasaran fisik maupun nonfisik.
Terkait sasaran nonfisik ini, Raja Aibon Kogila menyebut sedikitnya ada 16 poin yang sudah, sedang dan hendak dijalankan. Di antaranya penyuluhan atau sosialisasi bahaya terorisme dan radikalisme, hukum dan kamtibmas, bahaya narkoba hingga bela negara dan wawasan kebangsaan.
Selain itu, ada juga sosialisasi percepatan penurunan stunting, pembekalan posyandu dan posbindu, penyuluhan pertanian, perikanan dan peternakan, sosialisasi pendidikan dan keagamaan, serta penyuluhan KB kesehatan. Tak sampai di situ, ada pula sosialisasi lingkungan hidup dan kehutanan, sosialisasi kegiatan PKK serta penyuluhan kependudukan.
"Ke-16 jenis kegiatan nonfisik ini sudah terprogram dengan baik. Kami juga mengundang berbagai narasumber dari dinas atau instansi terkait untuk menyampaikan informasi sesuai dengan tema penyuluhan atau sosialisasi yang telah ditetapkan," kata Raja Aibon Kogila.
Teranyar, para personel dibantu Babinsa setempat memberikan materi sosialisasi tentang wawasan kebangsaan dan bela negara ke sekolah-sekolah yang ada di Desa Gurudug, di antaranya di Madrasah Ibtidaiyah Al-Iftitah. Hal ini merupakan salah satu upaya menanamkan sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini.
"Cinta tanah air dan bela negara bukan hanya tanggung jawab orang dewasa, jauh dari itu, harus ditanamkan sejak masih anak-anak, sehingga dapat menjadi pondasi dalam membentuk karakter manusia unggul dan berkualitas," ujar Raja Aibon Kogila.
Terpisah, Kepala Desa Gurudug Asep Irpan mengatakan, desanya terdiri atas beberapa kampung. Di antaranya, Kampung Citalaksana, Inpres, Krajan, Blok Lio, Blok Arab, Neglasari dan Sempur. Jumlah total warga Desa Gurudug ada 2.030 jiwa yang mayoritas matapencahariannya adalah petani.
"Terkait potensi desa, kami memiliki makam dan petilasan ulama, kiai dan guru-guru yang masyhur di zamannya yang bisa dijadikan destinasi wisata religi. Itu pula mengapa desa ini dinamakan Gurudug, berasal dari kata guru dan dug yang artinya tempat berkumpulnya para guru. Ada guru silat, guru ngaji, guru pendidik dan lainnya," kata Asep Irpan.
Makam dan petilasan itu kerap dikunjungi berbagai jemaah dari dalam dan luar Purwakarta pada hari-hari tertentu. Sebut saja dari Karawang, Subang hingga Bekasi. Untuk makam maupun petilasannya di antaranya, Makam Keturunan Sumedang, Petilasan Nini Angkrih, Nyi Siti Ningrum hingga Syekh Gamis.
Kemudian, kata dia, Desa Gurudug juga memiliki lapangan sepak bola yang kerap menggelar pertandingan antardesa dari berbagai kecamatan di Purwakarta. Selanjutnya, potensi sebagai penghasil padi berkualitas meski sawahnya berupa tadah hujan. Total lahan sawah ada lebih dari 100 hektare. Ada juga oleh-oleh khas seperti keripik gadung dan keripik pisang.
"Dengan kondisi jalan yang rusak saja banyak yang datang ke Desa Gurudug, apalagi jika TMMD ini selesai dan jalan sudah bagus. Insyaallah mendatangkan keberkahan dan kesejahteraan, khususnya bagi warga Desa Gurudug," ujar Asep Irpan yang merupakan putra asli Desa Gurudug ini.
Dirinya mengungkapkan, bukan tanpa alasan desanya tersentuh program TMMD. Sudah sejak lama, di setiap musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) Kecamatan Pondoksalam, dirinya mengajukan pembuatan jalan tembusan ke Wanayasa via Rancadarah yang saat ini jadi sasaran utama program TMMD.
"Alhamdulillah, TMMD ini memiliki arti besar untuk Desa Gurudug, terlebih bagi kami pemerintah desa. Masyarakat semakin percaya atas kinerja kami membangun desa lewat TMMD. Kesadaran warga juga akan semakin tinggi dalam menjaga lingkungannya. Pun dengan karakter warga kami yang semakin erat silaturahminya, kerja sama dan gotong royongnya," ucapnya.
Dengan rampungnya TMMD nanti, Asep Irpan optimis akan mengangkat perekonomian desanya. "Apakah warga desa bahagia dengan adanya TMMD? Sudah pasti, bayangkan saja, sudah 18 tahun warga menginginkan jalan tersebut diperbaiki dan kini terwujud," kata dia.
Dampaknya, mengangkut hasil panen semakin lancar. Akses ke lapangan juga semakin mudah dan nyaman. Lapangan bisa disewa, semakin banyak event, semakin banyak pula warga yang berjualan di pinggir lapangan. Artinya, roda ekonomi semakin cepat berputar.
"Kami berharap, TMMD ini menjadi pemicu pembangunan yang berkelanjutan. Diawali pengecoran dari titik 0 pengecoran sampai 694 meter. Masih ada jarak empat kilometer lagi hingga ke perbatasan atau lima kilometer untuk sampai ke ke Rancadarah," ujar Asep Irpan.