Selebriti

Tantangan Keripik Pedas Berujung Maut: Remaja 14 Tahun Kehilangan Nyawa, Apa Pelajarannya?

Tantangan Keripik Pedas Berujung Maut: Remaja 14 Tahun Kehilangan Nyawa, Apa Pelajarannya?
Tantangan Keripik Pedas Berujung Maut: Remaja 14 Tahun Kehilangan Nyawa, Apa Pelajarannya?

PASUNDAN EKSPRES- Pada tahun 2023, sebuah tantangan di media sosial yang tampaknya tidak berbahaya berakhir dengan tragis bagi seorang remaja berusia 14 tahun dari Worcester, Massachusetts, AS.

Remaja tersebut, Haris Wolobah, mencoba tantangan "One Chip Challenge" yang sedang viral di internet.

Tantangan ini melibatkan memakan satu keripik super pedas yang diproduksi oleh merek Paqui, yang dikenal karena produk keripik pedasnya yang ekstrim.

Keripik Paqui yang dimakan Haris dibuat dengan dua jenis cabai terpedas di dunia Carolina Reaper dan Naga Viper.

Kedua jenis cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang luar biasa tinggi, sehingga produk ini seharusnya tidak dikonsumsi oleh anak-anak atau orang yang tidak tahan pedas.

Haris mencoba tantangan ini di sekolahnya. Sesaat setelah berhasil memakan keripik tersebut, ia mulai merasakan sakit perut yang sangat parah dan akhirnya jatuh pingsan.

Meskipun segera dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Kematian tragis Haris mengejutkan banyak orang dan menimbulkan keprihatinan luas.

Sebagai respons atas insiden tersebut, pihak Paqui segera menarik produknya dari pasaran dan memperingatkan bahwa keripik tersebut tidak untuk dikonsumsi oleh anak di bawah umur.

Kejadian ini memberikan pelajaran penting bagi kita semua, terutama bagi mereka yang suka tantangan makanan pedas.

Meskipun tampaknya hanya sekadar permainan, tantangan seperti ini bisa memiliki risiko kesehatan yang serius.

Kepada semua pecinta makanan pedas, berhati-hatilah dan selalu perhatikan batas kemampuan tubuh dalam menahan kepedasan.

Jangan sampai kita mengorbankan kesehatan atau bahkan nyawa hanya demi mengikuti tren di media sosial.

Selain itu, penting bagi para orang tua dan pendidik untuk mengawasi aktivitas anak-anak di media sosial dan mengedukasi mereka tentang bahaya yang mungkin timbul dari tantangan-tantangan yang tidak aman.

Kesadaran dan kehati-hatian adalah kunci untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.

Berita Terkait