PURWAKARTA-Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta semakin berdampak. Mobilitas warga semakin terganggu lantaran akses jalan utama desa ini rusak parah dan sulit dilintasi.
Diketahui, longsor yang terjadi karena pergerakan tanah di Desa Panyindangan itu sudah terjadi sejak 2023. Terbaru, pergerakan tanah terjadi pada akhir Februari 2025. Pergerakan tanah ini merusak kembali jalan desa yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh warga.
Tokoh Masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Panyindangan, Agus Indra menyebutkan, akses Desa Panyindangan yang terdiri dari empat dusun, tujuh RW dan 18 RT terputus akibat longsor yang kembali terjadi akhir Februari kemarin.
"Kami berharap pemerintah bisa segera memperbaiki jalan yang rusak sehingga aktivitas warga bisa kembali normal," kata Agus Indra kepada wartawan, Kamis (13/3).
Pertama, kata dia, pemerintah bisa buatkan saluran sungai dari hulu terlebih dahulu. Saat ini, karena tidak ada aliran sungai, air yang dari hulu pada ke mana-mana, tidak jelas arah alirannya hingga mengakibatkan longsor.
"Setelah itu, baru pemerintah bisa memperbaiki jalan tersebut. Karena, hingga kini, kami kesulitan untuk aktivitas. Kami beli tabung gas saja harus naik perahu terlebih dahulu melewat Waduk Jatiluhur. Saat ini jalan yang rusak hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, itu pun bila dalam kondisi kering," ujarnya.
Terpisah, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein menegaskan, pemerintah daerah tengah berusaha maksimal dalam menangani berbagai bencana yang terjadi di wilayah Purwakarta.
Salah satunya adalah bencana pergeseran tanah yang melanda Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.
"Kami terus bekerja, tidak ada yang tidak kami tangani, dari masalah kecil hingga besar. Termasuk di Panyindangan," ucap Bupati yang akrab dipanggil Om Zein tersebut.
Saat ini, kata dia, Pemkab Purwakarta tengah fokus untuk melakukan relokasi warga yang terdampak bencana. Akan tetapi, Om Zein mengingatkan agar setelah relokasi, aktivitas penambangan dan penebangan hutan di kawasan tersebut dihentikan demi mencegah bencana serupa.
"Jangan ada lagi penebangan pohon atau pengambilan batu di sana, karena itu bisa memicu longsor kembali," katanya tegas mengingatkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, rencana besar lainnya adalah menjadikan bekas jalan longsor di Desa Panyindangan sebagai hutan konservasi.
"Kami akan tanami pohon-pohon di area longsor itu dan menciptakan akses jalan alternatif bagi warga. Jalan yang longsor itu akan kami ubah menjadi hutan karena tidak aman jika digunakan kembali," ujarnya.(add)