Daerah

STAI Muttaqien Purwakarta Berikan Seminar Bertema "Pentingnya Menanamkan Nilai-nilai Tauhid pada Anak Prasekolah"

STAI Muttaqien Purwakarta
STAI Muttaqien Purwakarta melalui seminar pengabdian masyarakat mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak prasekolah.

PURWAKARTA-Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR. K.H. E.Z. Muttaqien Purwakarta Enan Kusnandar, S.Pd.I.,M.Pd., menyebutkan, pentingnya menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak prasekolah.

Hal tersebut disampaikan Enan saat menjadi narasumber pada seminar pengabdian masyarakat bertemakan “Penanaman Nilai-nilai Tauhid pada Anak Prasekolah” yang digelar di Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, belum lama ini.

"Seminar ini digelar rutin setahun sekali dan dihadiri para orang tua dan guru. Mereka dikenalkan pentingnya menanamkan nilai-nilai tauhid pada anak prasekolah," kata Enan saat dikonfirmasi, Kamis (26/12). 

Dijelaskannya, tema seminar kali ini berawal dari masalah yang ada dilingkungan Desa Cihanjawar, di mana kurangnya perhatian orang tua dalam pendidikan agama.

"Oang tua lebih fokus kepada perkembangan psikomotorik anak saja Padahal, hal ini bertolak belakang dengan tugas utama orang tua, yakni menanamkan nilai-nilai tauhid," ujar Enan.

Terlebih, sambungnya, hal ini sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi “Ajarkanlah kalimat Laa ilaaha illallah kepada anak-anak kalian sebagai kalimat pertama, dan tuntunkanlah mereka (mengucapkan) Laa ilaaha illallah ketika menjelang mati.” (HR Baihaqi dalam Syuabil Iman). 

Dengan hadirnya seminar penyuluhan ini, kata Enan, diharapkan orang tua kembali fokus kepada pendidikan pertama yakni mengenalkan pendidikan tauhid pada anak sejak dini.  

"Tugas utama orang tua adalah mengenalkan pendidikan iman, yakni memberikan pemahaman kepada anak dengan dasar-dasar keimanan, rukun islam dan syariat sejak anak mulai mengerti memahami sesuatu," ucapnya. 

Di antara dasar-asar keimanan yang harus disampaikan oleh orang tua dan pendidik diantaranya membuka kehidupan anak dengan mengucapkan kalimah tayyibah.

"Kemudian, mengenalkan hukum halal dana haram, menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun dan mendidik anak untuk mencintai rasulnya," kata Enan menambahkan. 

Selanjutnya, tugas orang tua adalah mengenalkan pendidikan ahlak. Hal ini sebagaimana Imam Al Gazali mengatakan, akhlak adalah sifat tertanam atau terpatri dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan-perbuatan yang gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan atau perenungan terlebih dahulu.

Dalam hal ini, kata Enan, dapat dikatakan bahwa tauhid merupakan sebagai dasar pendidikan akhlak. 

Tugas lainnya adalah memperhatikan pendidikan jasmani sebagaimana hadits nabi, “Al-mu’minu qawiyyu khairan wa ahabbu ilallah mi al-mu’mini al-dhaifa.” Yang artinya, Allah sangat mencintai kepada umat yang kuat, baik secara fisik maupun nonfisik, daripada umat yang lemah (HR.Muslim).

Kewajiban orang tua lainnya adalah menanamkan pendidikan psikis di mana di dalamnya terdapat pembinaan mental dan kepribadian anak, agar anak tidak punya rasa minder, penakut, rendah diri, hasud, pemarah dan lain sebagainya. 

"Pendidkan tauhid juga bisa dimulai sejak bayi dalam kandungan ibunya dengan cara orang tua mengajak janin untuk berinteraksi sambil membacakan Alquran," ujar Enan. 

Dirinya pun membagikan tips penanaman tauhid pada anak usia dini, di antaranya saat usia satu tahun anak diajarkan pada buku Iqro.

"Ajaklah anak ke tempat majelis ilmu seperti masjid, madrasah dan jangan memarahi anak jika anak bemain-main di dalam masjid hal ini bertujaun supaya anak mencaintai masjid," ucapnya.

Pada usia dua tahun, lanjutnya, selalu melibatkan Allah dalam segala kegiatan. Kemudian, di usia tiga hingga empat tahun, melibatkan anak dalam kegiatan yang berhubungan dengan tauhid, contohnya outing class atau tadabur alam

"Ketika anak sudah aktif dan kritis, menanyakan di luar dugaan, maka selalu berikan jawab dengan melibatkan Allah," kata Enan. 

Lebih lanjut dirinya mengatakan, strategi penanaman nilai-nilai tauhid pada anak juga bisa dengan cara keteladanan orang tua dalam bersikap dan pembiasaan beribadah dalam kehidupan sehari-hari.

"Biasakan membacakan salawat kepada nabi serta menyampaikan kisah-kisah teladan rasulullah dan sahabatnya agar lebih mencintai nabi dan rasul. Biasakan juga menyampaikan pendidikan dengan nasihat," ujar Enan.(add)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua