Daerah

6 Budaya Masyarakat yang ada di Kabupaten Subang Sampai Saat Ini

Sumber Foto: direktoripariwisata.id
Sumber Foto: direktoripariwisata.id

SUBANG - Kabupaten Subang merupakan wilayah dengan keberagaman budaya yang dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang terbagi menjadi tiga wilayah: dataran rendah, pegunungan, dan pesisir. Keberagaman ini menciptakan kekayaan budaya yang unik dan menarik.

Ini Beberapa budaya dan tradisi yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Subang 

1. Kesenian Sisingaan

Kesenian Sisingaan adalah ikon budaya Subang yang dikenal hingga mancanegara. Kesenian ini awalnya digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah, di mana seekor singa yang dinaiki anak kecil melambangkan keberanian rakyat Subang menghadapi penjajah. Kini, Sisingaan kerap dimainkan dalam acara seperti khitanan, penerimaan tamu kehormatan, dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Subang setiap 5 April, melalui Festival Sisingaan yang melibatkan seluruh kecamatan.

2. Kesenian Doger Kontrak

Doger Kontrak adalah kesenian rakyat yang berkembang sejak masa penjajahan Belanda. Pertunjukan ini dulunya diadakan sebagai hiburan bagi buruh perkebunan. Berbeda dengan doger pada umumnya, Doger Kontrak memadukan unsur tradisi Ketuk Tilu dan Tari Keurseus. Kesenian ini menjadi warisan budaya yang mengingatkan masyarakat akan sejarah perjuangan mereka.

3. Kesenian Gembyung

Gembyung adalah seni musik tradisional Subang dengan alat musik berupa terbang dan tarompet. Awalnya, kesenian ini bernapaskan Islam dan digunakan dalam upacara adat seperti Ruatan Bumi, minta hujan, atau Mapag Dewi Sri. Kini, Gembyung berkembang menjadi seni pertunjukan yang melibatkan unsur tari, menjadikannya hiburan yang meriah dalam berbagai acara.

4. Budaya Ruatan Bumi

Ruatan Bumi adalah upacara adat masyarakat agraris di Kampung Banceuy Wangunharja. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus tolak bala. Masyarakat mengumpulkan hasil bumi dan mengadakan upacara sebagai penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1800 dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan agraris Subang.

5. Budaya Nadran

Nadran merupakan tradisi masyarakat pesisir di Desa Blanakan yang diadakan setiap bulan Agustus. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan harapan atas hasil tangkapan ikan yang melimpah. Cerita rakyat tentang Budug Basu dan Dewi Sri menjadi latar belakang tradisi ini, menunjukkan kedekatan masyarakat dengan laut dan alam.

6. Budaya Mapag Dewi Sri

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Desa Cibeusi, Kecamatan Jalan Cagak, sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah. Upacara ini juga merupakan penghormatan kepada Dewi Sri, simbol kesuburan dan kehidupan. Tradisi yang diwariskan secara turun-temurun ini menjadi wujud pelestarian budaya dan penghormatan kepada alam.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua