Gelombang Protes Besar-besaran di AS dan Dunia Menentang Trump dan Elon Musk

Gelombang Protes Besar-besaran di AS dan Dunia Menentang Trump dan Elon Musk (Image From: Rolling Stone)
PASUNDAN EKSPRES - Protes besar-besaran terjadi di AS untuk menentang Trump dan Elon Musk. Ribuah warga Amerika Serikat turun ke jalan dalam aksi protes besar-besaran terhadap Presiden Donald Trump dan Elon Musk.
Aksi ini menjadi demonstrasi satu hari terbesar yang pernah terjadi sejak Trump kembali pada Januari lalu. Lebih dari 1.200 aksi protes digelar serentak di berbagai kota di AS, bahkan meluas hinga Kanada, Meksiko, dan Sejumlah kota besar di Eropa.
Ribuan Orang Padati National Mall
Dilansir dari Reuters, pada Sabtu, (5/4) waktu setempat, di ibu kota Washington D.C., massa memadati area National Mall di bawah langit mendung dan gerimis.
Diperkirakan lebih dari 20.000 orang menghadiri demonstrasi utama di sekitar Monumen Washington. Sekitar 150 organisasi aktivis telah mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam aksi ini, menurut laman resmi penyelenggara.
Beberapa peserta membawa bendera Ukraina dan Palestina, sementara lainnya mengenakan syal khas keffiyeh dan membawa poster bertuliskan "Free Palestine". Para anggota DPR dari Partai Demokrat juga turut hadir dan menyuarakan kritik tajam terhadap berbagai kebijakan Trump.
Terry Klein, seorang pensiunan ilmuwan biomedis asal Princeton, New Jersey, menyatakan bahwa dirinya hadir untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Trump yang menurutnya merusak tatanan negara.
“Segalanya diserang: dari imigrasi, kebijakan tarif, pendidikan, hingga kebebasan sipil. Amerika yang kita kenal sedang dalam bahaya,” ujarnya kepada Reuters.
BACA JUGA: China Peringatkan Negara-Negara agar Tidak Berpihak pada AS dalam Perang Dagang yang semakin Memanas
Trump dan Musk Disorot Karena DOGE
Salah satu titik fokus kemarahan massa adalah program efisiensi pemerintahan bertajuk DOGE (Department of Government Efficiency) yang dipimpin oleh Elon Musk.
Program ini, dengan izin dari Presiden Trump, telah memangkas lebih dari 200.000 posisi dari total 2,3 juta pegawai negeri sipil AS. Pemangkasan ini termasuk 25% dari staf Internal Revenue Service (IRS), yang mulai melakukan PHK massal pada hari Jumat sebelum aksi.
Ratusan orang juga menggelar aksi protes di luar kantor Administrasi Jaminan Sosial (SSA) di dekat Baltimore, yang menjadi sasaran utama pemangkasan.
Pemerintah Membantah Isu Pemangkasan
Menanggapi aksi protes dan tudingan pemangkasan jaminan sosial, Liz Huston, asisten sekretaris pers Gedung Putih, membantah bahwa Trump ingin memangkas jaminan sosial dan layanan kesehatan masyarakat.
Ia justru menuduh Partai Demokrat sebagai pihak yang mendukung pemberian tunjangan tersebut kepada imigran ilegal, yang menurutnya akan membangkrutkan program sosial bagi warga senior.