PASUNDAN EKSPRES - Flu burung di Suaka Margasatwa Washington. Sebanyak 20 kucing besar, termasuk satu harimau Bengal dan empat puma, tewas akibat flu burung selama beberapa minggu terakhir di Suaka Margasatwa Wild Felid Advocacy Center, negara bagian Washington, Amerika Serikat.
Infeksi virus flu burung yang mematikan ini dibawa oleh burung liar dan menyebar melalui sekresi pernapasan atau kontak langsung antarburung. Virus ini juga dapat menjangkiti mamalia yang mengonsumsi burung atau produk hasil burung.
Flu Burung Merenggut Nyawa banyak Satwa di Suaka Margasatwa Washington
Direktur suaka, Mark Mathews, menyebutkan bahwa kematian ini terjadi antara akhir November hingga pertengahan Desember.
"Kami belum pernah menghadapi sesuatu seperti ini sebelumnya. Biasanya, mereka meninggal karena usia tua, bukan karena virus ganas seperti ini," ujar Mathews kepada New York Times.
Akibat wabah tersebut, suaka ini kini berada dalam kondisi karantina dan ditutup untuk umum guna mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Hewan-hewan yang tewas meliputi lima kucing serval Afrika, empat kucing hutan (bobcat), dua lynx Kanada, dan satu harimau Bengal. Dari total populasi sebelumnya, kini hanya tersisa 17 kucing besar di suaka tersebut.
Menurut pihak suaka, kucing besar sangat rentan terhadap virus ini, yang sering kali menunjukkan gejala awal yang samar, dan berkembang dengan cepat. Dalam banyak kasus, virus ini menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam akibat kondisi mirip pneumonia.
Flu burung telah lama menjadi ancaman bagi kawanan unggas di Amerika Serikat. Namun, virus ini mulai menjangkiti sapi perah pada Maret 2024, dan hingga kini, 61 kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan sejak April 2024, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Meskipun CDC menyebutkan bahwa risiko penularan ke masyarakat umum masih rendah, satu kasus berat flu burung tercatat di Louisiana bulan ini, dengan pasien harus dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Gubernur California Gavin Newsom pekan lalu menetapkan keadaan darurat akibat wabah flu burung di antara sapi perah di negara bagian tersebut.
Langkah tersebut bertujuan memberikan fleksibilitas dan sumber daya bagi pemerintah untuk merespons wabah dengan cepat.
(ipa)