PASUNDAN EKSPRES - Israel akui pembunuhan terhadap Haniyeh di Taheran. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, di Teheran pada Juli lalu.
Pernyataan ini disampaikan Katz dalam pidatonya yang menegaskan komitmen Israel untuk menargetkan pemimpin-pemimpin gerakan Houthi di Yaman yang terus menyerang Israel menggunakan rudal dan drone.
Israel Akui Pembunuhan terhadap Haniyeh
Haniyeh dikenal sebagai pemimpin utama Hamas dan tokoh penting dalam upaya negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza. Ia tewas dalam sebuah serangan yang dikaitkan dengan Israel di gedung tempat ia tinggal di Teheran.
Setelah kematian Haniyeh, Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas di Gaza. Namun, Sinwar juga tewas dalam pertemuan singkat dengan militer Israel di Gaza pada Oktober lalu. Hingga kini, Hamas masih dalam proses memilih pemimpin baru.
Sementara itu, Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah yang didukung Iran, juga tewas dalam serangan Israel di Beirut pada September.
Dalam pidatonya, Katz juga mengancam akan menghancurkan kepemimpinan gerakan Houthi di Yaman.
"Seperti yang kami lakukan pada Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah di Teheran, Gaza, dan Lebanon, kami akan melakukan hal yang sama di Hodeida dan Sanaa," ujar Katz, dikutip BBC, Selasa (24/12).
Gerakan Houthi mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan internasional di Laut Merah sejak Israel memulai serangannya ke Gaza pada Oktober lalu.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebutkan adanya kemajuan dalam perundingan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza. Namun, ia menegaskan bahwa belum ada rencana waktu pasti untuk mencapai kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat senior Palestina sebelumnya mengatakan bahwa perundingan antara Hamas dan Israel telah mencapai 90% kesepakatan, meskipun masih ada beberapa isu krusial yang belum diselesaikan.
(ipa)