PASUNDAN EKSPRES- Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keberagaman budaya dan suku bangsa, memiliki ciri unik dalam sejarah kepemimpinannya.
Dari Soekarno hingga Jokowi, sebagian besar presiden Indonesia berasal dari pulau Jawa. Namun, apakah ini hanya kebetulan atau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhinya?
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar presiden Indonesia sejak masa kemerdekaan berasal dari suku Jawa.
Soekarno dari Surabaya, Soeharto dari Yogyakarta, Gus Dur dan Megawati yang juga keturunan Jawa, hingga Jokowi yang berasal dari Solo.
Hanya satu pengecualian, yaitu Pak Habibi dari Pare-pare, Sulawesi Selatan, yang menjabat menggantikan posisi Soeharto pada masanya.
Pertanyaannya, mengapa kecenderungan ini terjadi? Sebuah mitos yang tersebar dalam ramalan Jawa kuno, seperti ramalan Jayabaya, mengklaim bahwa pemimpin Indonesia kebanyakan berasal dari suku Jawa. Namun, apakah mitos ini dapat dipercaya?
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Guru Gembul pada November 2023, dikutip bahwa sensus penduduk menunjukkan orang Jawa mendominasi sebesar 40,22% dari total penduduk Indonesia.
Pulau Jawa sendiri menjadi pemegang pemilih terbesar dalam pemilu. Ini menimbulkan pertanyaan logis apakah presiden dari Jawa memiliki peluang besar untuk menang dalam pemilihan umum?
Sebagian orang percaya bahwa kenyataan ini sejalan dengan mitos yang beredar. Namun, sisi logisnya juga memberikan penjelasan bahwa pulau Jawa, dengan jumlah penduduknya yang besar, memberikan peluang besar bagi calon presiden yang berasal dari sana untuk meraih kemenangan dalam pemilu.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa keberagaman Indonesia tidak hanya terletak pada asal usul suku bangsa. Kualitas kepemimpinan, integritas, dan kemampuan untuk memimpin dengan baik juga harus menjadi faktor penentu dalam menilai seorang pemimpin.
Kita perlu melihat dan menilai seorang calon pemimpin bukan hanya berdasarkan asal suku, tetapi juga melibatkan pertimbangan mendalam terkait kualitas kepemimpinan yang dibawa oleh individu tersebut.
Dengan demikian, meskipun kebanyakan presiden Indonesia berasal dari suku Jawa, kita perlu bersikap adil dan tidak terjebak dalam stereotip.
Evaluasi terhadap seorang pemimpin seharusnya lebih bersifat komprehensif, mencakup nilai-nilai kepemimpinan, visi, dan dedikasi untuk melayani seluruh rakyat Indonesia.