SUBANG-Ribuan hektare tanaman padi yang masih berusia muda di wilayah Kecamatan Pusakanagara dan Pusakajaya terancam gagal panen akibat kekeringan yang melanda dan minimnya pasokan air dari saluran Tarum Timur.
Kekeringan ini terutama mengancam lahan sawah di Desa Cigugur dan beberapa desa sekitarnya.
Para petani di dua kecamatan tersebut sangat bergantung pada pasokan air dari saluran irigasi Tarum Timur untuk mengairi sawah mereka.
Namun, proyek pembangunan sodetan yang diharapkan mampu mengatasi masalah kekeringan di wilayah tersebut hingga kini belum selesai. Hal ini membuat para petani semakin cemas akan masa depan panen mereka.
Salah satu petani asal Desa Cigugur, Kecamatan Pusakajaya, Suyanto menyampaikan, kurangnya pasoka air mengancam pertumbuhan padi.
“Kurangnya pasokan air ini bisa mengancam pertumbuhan padi. Sebagian besar tanaman padi baru berumur tiga minggu, sehingga sangat membutuhkan air agar dapat tumbuh dengan baik,” ungkapnya.
Suyanto menjelaskan, jika kondisi ini terus berlanjut, besar kemungkinan petani wilayah Pantura tidak akan bisa panen secara optimal.
“Kalau situasi seperti ini terus berlangsung, kemungkinan besar hasil panen hanya mencapai 40 persen dari total lahan. Itu pun dengan biaya tambahan, karena untuk mengairi sawah, kami harus menyedot air dari sumur pantek,” tuturnya.
Menurut Suyanto, untuk mengairi satu hektar sawah dengan menggunakan mesin pompa, petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp300 ribu untuk membeli bahan bakar.
Para petani berharap pemerintah segera menyelesaikan proyek sodetan Tarum Timur agar pasokan air dapat kembali lancar.
“Kami berharap pihak berwenang segera menyelesaikan pembangunan sodetan ini. Jangan sampai proyek ini mangkrak, karena sodetan itulah satu-satunya harapan kami agar pasokan air ke sawah lebih lancar,” harap Suyanto.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan sodetan saluran irigasi Tarum Timur yang berada di wilayah Kecamatan Compreng masih terus dikerjakan oleh pemerintah.
Proyek yang dikelola oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bandung ini diyakini mampu mengurangi risiko banjir di wilayah Pantura Subang, meski hingga kini belum sepenuhnya terealisasi.
Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT. Indo Teknik Pembangunan dan diharapkan dapat segera rampung untuk mengatasi permasalahan air di wilayah Pusakanagara dan Pusakajaya. (cdp/ysp)