Tangani Siswa Bermasalah, YPI Riyadhus Sholihin Gandeng Babinsa

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhus Sholihin Jalancagak menjalin kerja sama strategis dengan Babinsa Desa Jalancagak, Subang.(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)
SUBANG-Dalam rangka menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif, aman dan ramah bagi perkembangan generasi muda, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhus Sholihin Jalancagak menjalin kerja sama strategis dengan Babinsa Desa Jalancagak, Subang.
Kolaborasi ini diwujudkan dalam bentuk sosialisasi program penanganan siswa bermasalah, yang merupakan bagian dari inisiatif Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat dan berintegritas.
Kegiatan yang digelar pada Rabu (14/5/2025) ini, berlangsung di dua satuan pendidikan yakni Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jalancagak.
Sosialisasi ini ditujukan untuk membekali para siswa dengan pemahaman akan pentingnya menjaga perilaku, menjauhi kenakalan remaja, serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Salah satu Guru di MA Jalancagak, Raka menyampaikan, program ini adalah langkah nyata untuk mengatasi berbagai persoalan yang tengah melanda generasi muda saat ini.
Ia menyebut bahwa tantangan pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga menyangkut karakter dan mentalitas siswa.
"Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh siswa kita saat ini. Pergaulan bebas, pengaruh media sosial, kekerasan verbal dan fisik di sekolah, bahkan indikasi penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Oleh karena itu, kami dari pihak sekolah menyambut baik program ini, karena membina siswa tidak bisa hanya dilakukan oleh guru saja. Perlu kerja sama semua pihak, termasuk aparat seperti Babinsa,” kata Raka.
Raka juga menambahkan selama ini pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk mendisiplinkan siswa dan mengedukasi mereka tentang nilai-nilai moral dan sosial.
BACA JUGA: Seorang Bank Keliling Diduga Jadi Korban Pembunuhan di Subang, Ditemukan Luka Sobek di Bagian Leher
Namun, menurutnya, kehadiran pihak luar seperti Babinsa mampu memberikan dampak lebih kuat karena siswa melihat mereka sebagai figur otoritatif.
"Anak-anak sekarang butuh role model, dan ketika yang menyampaikan langsung adalah aparat yang mereka hormati seperti TNI, mereka akan lebih mudah menerima pesan-pesan positif itu. Ini penting untuk pencegahan jangka panjang," imbuhnya.
Sementara itu, Babinsa Desa Jalancagak, Andi yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung dunia pendidikan di wilayah binaannya.
Dalam sosialisasi itu, ia menyampaikan beberapa pesan penting kepada para siswa mengenai bahaya penyimpangan perilaku remaja.
"Kita tidak bisa memungkiri bahwa anak-anak kita saat ini terpapar begitu banyak pengaruh negatif. Pergaulan bebas, konten media sosial yang tidak mendidik, tawuran, narkoba, dan lainnya. Ini semua harus kita antisipasi bersama," ujar Andi.
Ia menegaskan generasi muda adalah aset bangsa, dan jika tidak dibina dengan baik sejak dini, maka akan berdampak buruk bagi masa depan mereka sendiri, juga masa depan bangsa secara luas. "Sebagai Babinsa, saya merasa bertanggung jawab tidak hanya pada keamanan wilayah secara fisik, tapi juga pada pembinaan moral warganya, termasuk anak-anak sekolah. Saya bangga bisa hadir di sini, berdialog dengan para siswa, dan memberikan pemahaman yang mungkin akan mereka ingat sampai dewasa nanti," katanya.
Andi juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor. Menurutnya, program dari Gubernur Dedi Mulyadi ini sangat strategis karena mendorong keterlibatan semua unsur masyarakat, mulai dari pemerintah, aparat, sekolah, hingga orang tua.
"Kalau hanya sekolah yang bergerak, sulit. Kalau hanya orang tua, belum tentu bisa maksimal. Tapi kalau semua bergerak bersama-sama, saya yakin kita bisa menyelamatkan banyak anak dari masa depan yang suram," tambahnya.