PURWAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang merupakan proyek energi terbarukan kebanggaan Indonesia, Kamis (6/2).
Berlokasi di Waduk Cirata yang membentang di tiga wilayah, yaitu Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, proyek ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong energi bersih dan berkelanjutan.
Dalam kunjungannya, AHY menegaskan bahwa PLTS Terapung Cirata menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan energi hijau.
"Indonesia sedang beralih ke era baru, era energi bersih. PLTS Terapung Cirata adalah langkah besar menuju kemandirian energi yang lebih ramah lingkungan," kata AHY kepada wartawan di lokasi.
Pihaknya pun ingin memastikan bahwa masyarakat bisa mendapatkan akses listrik yang stabil tanpa harus merusak alam. "Selain manfaat lingkungan, proyek ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar," ujar AHY.
Dirinya mengungkapkan, lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal terlibat dalam pembangunan PLTS ini, memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan di bidang energi terbarukan.
"Dengan begitu, proyek ini bukan hanya soal listrik, tetapi juga tentang membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Untuk diketahui, PLTS Terapung Cirata bukan sekadar proyek energi biasa. Dibangun di atas area 200 hektare, pembangkit ini memiliki 340.000 panel surya yang mampu menghasilkan listrik hingga 145 megawatt (MWac) atau setara dengan 192 megawatt-peak (MWp).
Dengan kapasitas ini, PLTS Cirata mampu memproduksi 245 juta kilowatt-jam (kWh) per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 50.000 rumah.
Selain memenuhi kebutuhan listrik, proyek ini juga berdampak besar pada pelestarian lingkungan. PLTS Terapung Cirata mampu mengurangi emisi karbon lebih dari 200.000 ton per tahun, yang setara dengan menanam 10 juta pohon.
Dengan kata lain, pembangkit ini adalah solusi konkret dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berdampak buruk bagi lingkungan.
PLTS Terapung Cirata merupakan hasil kerja sama antara PLN Nusantara Power dan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar, dengan investasi mencapai Rp1,7 triliun.
Keberhasilan proyek ini membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang menarik bagi investor di bidang energi hijau.
"Dengan proyek ini, kita tidak hanya mengamankan pasokan listrik untuk masyarakat, tetapi juga membuka jalan bagi lebih banyak investasi di sektor energi terbarukan. Masa depan energi Indonesia ada di sini, dan kita harus terus bergerak maju," kata AHY.
Lebih lanjut AHY menyampaikan bahwa upaya untuk menghasilkan energi bersih melalui PLTS sedang terus didorong di berbagai lokasi di Indonesia.
Salah satu lokasi yang tengah diprioritaskan adalah Karangkates di Jawa Timur. Menurut data, proyek ini diperkirakan memiliki kapasitas hingga 100 MWp dan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi bersih di wilayah tersebut.
Selain itu, proyek lainnya yang tidak kalah penting adalah PLTS di Singkarak, Sumatera Barat, serta Saguling, Bandung Barat. Kedua proyek direncanakan memiliki kapasitas masing-masing 60 MWp.
Ia mengatakan, semua proyek ini sudah melalui proses perjanjian pembelian tenaga listrik (PPA), yang menandakan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan.
AHY mengungkapkan, kementerian bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam memilih lokasi-lokasi yang tepat untuk pengembangan teknologi energi bersih, dengan harapan dapat mendukung peningkatan infrastruktur energi di tingkat provinsi.
"Upaya ini juga menjadi langkah konkret dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong keberlanjutan energi di Indonesia," kata AHY.(add/ded)