SUBANG- Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20 persen pada tahun 2025 menjadi Rp281 miliar.
Proyeksi ini melesat dari capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp234,2 miliar, seiring dengan ekspansi bisnis di segmen properti industri dan konstruksi.
“Perseroan optimistis kinerja tahun ini akan positif, terutama karena kenaikan harga jual lahan di kawasan Subang dan Karawang,” ungkap Erlin Budiman, VP of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, dalam paparan di Jakarta, Rabu (23/4).
Meski begitu, Erlin mengakui segmen hospitality diperkirakan mengalami penurunan kinerja tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh proses renovasi Hotel Melia Bali yang masih berlangsung.
“Namun, progres renovasi sangat cepat dan sesuai target. Akhir tahun ini renovasi sudah rampung,” ujarnya.
Untuk mendukung rencana bisnis 2025, SSIA mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp3,6 triliun.
Dari jumlah itu, sekitar Rp1,1 triliun dialokasikan untuk renovasi Hotel Melia Bali, sementara Rp2,4 triliun dialokasikan bagi pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan. Sisanya digunakan untuk kebutuhan entitas lainnya.
SSIA juga menaruh fokus pada penguatan pengembangan lahan (land development) di Subang.
Pada kuartal II tahun ini, perseroan mempersiapkan penyerahan tambahan lahan seluas 18 hektare kepada BYD, salah satu investor besar di kawasan tersebut.
“Kehadiran BYD memberikan dampak signifikan bagi perusahaan. Selain itu, ada potensi investor baru yang akan masuk. Saat ini tim kami masih aktif melakukan negosiasi dengan calon investor asal Tiongkok,” tambah Erlin.
Dari sisi kinerja, sepanjang 2024 SSIA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp6,25 triliun, tumbuh 37,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,53 triliun.
Sementara itu, laba bersih konsolidasi tercatat sebesar Rp234,2 miliar, meningkat 32,6 persen dari Rp176,6 miliar pada 2023.