Polsub Edukasi Tanggap Bencana Pelajar SMA Negeri 2 Subang

Polsub Edukasi Tanggap Bencana Pelajar SMA Negeri 2 Subang

Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Subang bersama BPBD Kabupaten Subang menggelar kegiatan edukatif bertajuk Implementasi Edukasi CERDAS Tanggap Bencana di SMA Negeri 2 Subang, Kamis (29/7/2025).(Zaenal Abidin/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan bencana di kalangan generasi muda, Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Subang (Polsub) bersama BPBD kabupaten Subang menggelar kegiatan edukatif bertajuk Implementasi Edukasi CERDAS Tanggap Bencana di SMA Negeri 2 Subang, Kamis (29/7/2025). 

Kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana.

Kegiatan tersebut hadir sebagai respons atas tingginya angka bencana di Indonesia, khususnya di Jawa Barat yang selama tiga tahun terakhir menjadi provinsi dengan jumlah bencana alam terbanyak. 

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.134 bencana terjadi di Indonesia sejak Januari hingga Agustus 2024, mencakup banjir, gempa bumi, longsor, dan kebakaran hutan.

BACA JUGA: Rekomendasi Tempat Jogging di Subang, Ada CFD Lho di Hari Minggu

Di Jawa Barat, dampak bencana pada 2023 cukup signifikan. Ratusan ribu warga terdampak banjir, ratusan rumah rusak, serta puluhan fasilitas umum terdampak. Tidak ketinggalan, tanah longsor yang merenggut nyawa dan menyebabkan kerusakan serius juga menjadi tantangan tersendiri bagi wilayah ini, termasuk Kabupaten Subang yang berada di zona rawan.

Kabupaten Subang dikenal memiliki potensi bencana yang tinggi. Secara geografis, daerah ini berada di jalur sesar aktif Lembang dan Baribis, menjadikannya rentan terhadap gempa bumi. 

Selain itu, wilayah-wilayah seperti Ciater, Tanjungsiang, hingga Sagalaherang dikenal rawan longsor, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi.

Data BPBD Subang pada tahun 2023 menunjukkan adanya 38 kejadian tanah longsor dan 9 kejadian banjir yang berdampak pada lebih dari 20.000 jiwa.

BACA JUGA: 3 Tempat Wisata Sejuk di Subang yang Wajib Dikunjungi

Bahkan, hampir 9.000 rumah di 14 desa terendam. Penyebabnya mencakup kondisi geografis, alih fungsi lahan, dan sistem drainase yang belum memadai, ditambah sedimentasi sungai yang menghambat aliran air.

Di tengah situasi tersebut, kesadaran masyarakat akan pentingnya siaga bencana masih tergolong rendah.

Padahal, studi menyebut bahwa individu dengan kesadaran rendah memiliki risiko hampir 1,5 kali lebih besar untuk tidak siap menghadapi bencana dibandingkan yang memiliki tingkat kesadaran tinggi.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin meningkatkan kesadaran dan keterampilan remaja dalam menghadapi bencana. Mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing," ujar Ketua Jurusan Kesehatan Polsub, Wardah Fauziah.

Menurutnya, pelibatan remaja sangat penting karena mereka memiliki kapasitas belajar yang tinggi, mudah beradaptasi, dan mampu menyebarkan informasi secara cepat.

Namun, kurangnya materi kebencanaan dalam kurikulum sekolah menjadi tantangan besar dalam meningkatkan kapasitas mereka.

Melalui metode CERDAS—yang merupakan singkatan dari Ceramah, Diskusi, dan Simulasi—tim dari Polsub menyampaikan informasi seputar jenis-jenis bencana, penyebabnya, cara pencegahan, hingga simulasi evakuasi.

Peserta dari SMA Negeri 2 Subang pun tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir.


Berita Terkini