SUBANG-Sejumlah komoditas pangan di Pasar Tradisional mulai mengalami kenaikan harga pada saat kekeringan akibat musim kemarau panjang di Subang. Berdasarkan data harga rata-rata bahan pokok Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Subang pada Kamis (19/9) tercatat terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan.
Komoditas tersebut diantaranya beras medium dari Rp 12.000 menjadi Rp 12.500 per kg, minyak goreng curah dari Rp 17.000 menjadi Rp 17.500 per kg, minyak goreng kemasan sederhana dari Rp 16.000 menjadi Rp 17.000 per liter, dan tepung terigu cap segitiga biru dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.000 per kg.
Selain itu, daging ayam broiler dari Rp 33.000 menjadi Rp 34.000 per kg, cabai rawit hijau dari Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kg, cabai rawit merah dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 per kg, bawang putih super dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per kg, wortel dari Rp 7.000 menjadi Rp 10.000 per kg.
Kemudian buncis dari Rp 14.000 menjadi Rp 18.000 per kg, sawi hijau dari Rp 6.000 menjadi Rp 10.000 per kg, ketimun dari Rp 8.000 menjadi Rp 9.000 per kg, serta jeruk dari Rp 17.000.menjadi 19.000 per kg.
Operator Si Linda Jabar DKUPP Subang, Imas mengatakan kenaikan tersebut dikarenakan fluktuasi yang disebabkan oleh faktor tertentu. Salah satu yang dapat menyebabkan fluktuasi harga komoditas adalah kekeringan dan saat ini Subang mengalami kekeringan kurang lebih pada 15 kecamatan.
Kabid Tanaman Pangan Sulaeman Sidik mengatakan Dinas Pertanian Kabupaten Subang telah melakukan monitoring perihal kekeringan sawah yang melanda. "Setelah melakukan monitoring ke lapangan secara berkala kurang lebih terdapat 15 kecamatan di Kabupaten Subang yang terdampak kekeringan," ucapnya.
Pada kesempatan lain juga, Kepala Pelaksana BPBD Subang, Udin Jazudin mengungkapkan, kekeringan yang terjadi telah berdampak serius, terutama bagi para petani yang mengalami gagal tanam dan gagal panen.
Menurut Udin Jazudin, ada dua jenis dampak kekeringan yang dirasakan oleh petani. "Yang pertama adalah gagal tanam, di mana petani belum terlalu dirugikan karena modal belum dikeluarkan. Namun, dampak terberat adalah gagal panen, di mana petani sudah menanam dan memberikan pupuk, tetapi tanaman mati sebelum masa panen," jelasnya.(fsh/sep)