Daerah

Usai Mendapat Penanganan Darurat di RSUD Subang, Korban Pembacokan di Ranggawulung Dirujuk ke Rumah Sakit Siloam

Fani Pebriana (24), korban pembacokan yang terjadi di wilayah Ranggawulung saat mendapat penanganan darurat di RSUD Subang.
Fani Pebriana (24), korban pembacokan yang terjadi di wilayah Ranggawulung saat mendapat penanganan darurat di RSUD Subang.

SUBANG–Fani Pebriana (24), korban pembacokan yang terjadi di wilayah Ranggawulung pada Kamis dini hari (19/9) pukul 1:20 WIB telah mendapatkan penanganan kegawat daruratan awal di RSUD Subang. 

Namun, karena keterbatasan alat medis, korban akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam Purwakarta untuk penanganan lebih lanjut. 

Kabid Pelayanan Medik RSUD Subang, dr. Doven Damayanti mengatakan, pasien yang mengalami luka parah akibat pembacokan itu telah ditangani dengan baik di RSUD Subang untuk mendapatkan penanganan darurat. 

"Pasien datang dalam kondisi darurat, dengan luka robek yang cukup serius. Kami segera menjahit luka tersebut dan menangani pendarahan sementara," ucapnya kepada Pasundan Ekspres Jum'at pagi (20/9).

Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, kasus ini memerlukan penanganan oleh dokter spesialis Ortopedi dan Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT). 

Menurut dr. Doven, luka bacokan hampir mengenai tulang, dan terdapat luka lain yang cukup serius di bagian wajah yang mempengaruhi area THT. 

"Setelah konsultasi dengan dokter Ortopedi, tidak ada masalah serius dari sisi tulang. Namun, luka di wajah yang mengenai bagian THT cukup mengkhawatirkan. Kami melakukan konsultasi dengan dokter spesialis THT, dan sayangnya, kami tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk menangani kasus ini di RSUD Subang," jelas dr. Doven.

Ia menambahkan, keterbatasan peralatan di RSUD Subang menjadi kendala utama dalam menangani kasus seperti ini. 

"Peralatan yang kami miliki untuk menangani kasus THT sangat terbatas. Alat-alat yang dibutuhkan, terutama untuk operasi kecil yang spesifik, tidak tersedia di sini. Biasanya, kasus THT yang kami tangani di RSUD Subang adalah kasus ringan seperti amandel, sehingga kami tidak memiliki alat yang lebih spesifik untuk penanganan seperti ini."

Dokter THT RSUD Subang sempat mencoba mencari solusi dengan memeriksa ketersediaan alat yang diperlukan, namun setelah dilakukan pengecekan, alat tersebut memang tidak tersedia di rumah sakit. 

"Jika kami memiliki alat tersebut, operasi bisa dilakukan di sini. Namun karena keterbatasan, pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit Siloam yang memiliki fasilitas lebih lengkap," tambah dr. Doven.

Setelah dilakukan penanganan darurat di RSUD Subang, pasien akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam untuk mendapatkan penanganan lanjutan yang lebih spesifik.

Alat-alat yang diperlukan untuk menangani luka di bagian THT, seperti obeng kecil dan plat khusus, tidak tersedia di RSUD Subang, meskipun peralatan Ortopedi untuk penanganan tulang tersedia.

"Saat ini, pasien sudah dirujuk ke Rumah Sakit Siloam, di mana mereka memiliki peralatan yang diperlukan untuk melanjutkan operasi dan perawatan," jelas dr. Doven.(hdi/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua