PURWAKARTA-Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta menggelar puncak kegiatan Gandrung Mulasara Panen Karya Tatanen di Bale Atikan (TdBA), Kamis (26/12).
Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 Desember dan menjadi ajang pameran inovasi dan kreativitas di dunia pendidikan.
Kegiatan ini diikuti 235 sekolah dengan lebih dari 600 produk yang dipamerkan. Yakni, terdiri atas 347 produk makanan, 168 produk minuman dan 86 produk ramah lingkungan (green circle).
Ada pula 12 workshop dan dua seminar yang digelar untuk menambah semarak acara yang dihelat di Bale Mandala Karsa, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta.
Kehadiran sejumlah tokoh penting dari berbagai bidang, termasuk perwakilan dari Dirjen Kemendikdasmen, Sekda Jabar Herman Suryatman, dan Kepala BBPMP Jabar, memberikan warna tersendiri pada acara ini.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto mengungkapkan rasa syukurnya karena acara ini mampu mengumpulkan berbagai pihak di satu lokasi. "Alhamdulillah, saya sangat senang bisa mengundang bapak dan ibu ke tempat ini," katanya.
Purwanto menyampaikan, Gandrung Mulasara ini bukan hanya sekadar ajang pameran, tapi juga merupakan refleksi dari transformasi pendidikan yang telah dimulai sejak 2008 di bawah kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi.
"Fokus utama perubahan adalah pendidikan berbasis lingkungan dan kebudayaan, yang bertujuan menciptakan karakter melalui interaksi dengan alam," ujarnya.
Purwanto menjelaskan, sejak 2011, Dinas Pendidikan Purwakarta telah bekerja sama dengan Self Learning Indonesia (SLI) untuk mengembangkan pendidikan berkarakter yang tercermin dalam program TdBA.
"Program ini mengajak setiap sekolah untuk mengintegrasikan pembelajaran dengan lingkungan dan potensi lokal, mengembangkan kesadaran ekologi, sosial dan spiritual," ucapnya.
Puncak dari inovasi pendidikan ini, kata dia, terlihat dalam acara Gandrung Mulasara yang menjadi wadah untuk memamerkan hasil panen TdBA berupa pangan lokal dan pangan akuatik.
"Ini adalah bentuk dukungan komunitas terhadap pertanian dan sebagai upaya menjaga alam yang merupakan bagian dari diri kita," kata Purwanto.
Sementara itu, Sekretarks Daerah (Sekda) Purwakarta, Norman Nugraha juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan hasil kerja keras dan gotong royong dari para guru, kepala sekolah, dan pegawai di lingkungan dinas pendidikan.
"Meskipun tanpa dukungan APBD, acara ini luar biasa. Kekompakan di lingkungan Disdik harus menjadi contoh bagi kita semua," ujar Norman.
Acara ini, kata dia, semakin menegaskan bahwa pendidikan di Purwakarta tidak hanya berfokus pada pengajaran di dalam kelas, tetapi juga pada pengembangan karakter yang berhubungan langsung dengan alam, lingkungan, dan budaya lokal.
"Gandrung Mulasara bukan sekadar hajatan, tetapi juga manifestasi dari upaya Purwakarta mewujudkan pendidikan yang berbasis lingkungan dan budaya," ucapnya.(add)