PASUNDAN EKSPRES - Israel dan Hizbullah saling tuduh atas pelanggaran gencatan senjata. Israel dan Hizbullah baru saja menyetujui gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Prancis.
Gencatan senjata tersebut dimulai pada Rabu (27/11/2024) kemarin. Namun, sepertinya ketegangan antara Israel dan Hizbullah tak kunjung surut.
Israel dan Hizbullah saling Tuduh atas Pelanggaran Gencatan Senjata
Dilansir dari Reuters, Israel dan Hizbullah saling tuduh atas pelanggaran gencatan senjata yang baru saja disepakati. Gencatan senjata bertujuan untuk menghentikan konflik lebih dari satu tahun antara kedua belah pihak. Namun, hanya sehari setelah perjanjian ini diterapkan, berbagai pelanggaran dilaporkan terjadi.
Pada Kamis (28/11), militer Israel melancarkan serangan udara ke fasilitas yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyimpan roket jarak menengah di wilayah selatan Lebanon.
Serangan tersebut dilaporkan terjadi di dekat Baysariyah, di utara Sungai Litani. Israel juga mengklaim telah melepaskan tembakan ke arah seseorang yang memasuki beberapa zona di perbatasan selatan, yang disebut sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Di sisi lain, Hizbullah melalui salah satu anggotanya, Hassan Fadlallah, menuduh Israel sebagai pihak yang melanggar perjanjian. Fadlallah menyatakan bahwa pasukan Israel menyerang warga yang mencoba kembali ke desa-desa mereka di perbatasan.
Tuduhan ini diperkuat oleh laporan dari militer Lebanon, yang mencatat beberapa pelanggaran gencatan senjata oleh Israel pada Rabu dan Kamis.
Gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis dengan harapan dapat menciptakan perdamaian yang permanen. Perjanjian tersebut mencakup kewajiban untuk membongkar fasilitas militer yang tidak sah di wilayah selatan Sungai Litani.
Namun, perjanjian ini tidak mengatur fasilitas militer di utara sungai, sehingga membuka ruang abu-abu yang bisa dimanfaatkan kedua belah pihak.
Menurut media negara Lebanon, Krisis terbaru ini menyoroti betapa rapuhnya kesepakatan gencatan senjata. Serangan tank Israel ke lima kota dan ladang pertanian di Lebanon selatan menyebabkan dua orang terluka. Insiden ini terjadi di dalam zona larangan masuk yang ditetapkan Israel sepanjang 2 kilometer dari Garis Biru, perbatasan yang memisahkan kedua negara.
Di tengah situasi yang memanas, warga Lebanon yang mengungsi akibat konflik berusaha kembali ke rumah mereka di wilayah perbatasan untuk memeriksa properti mereka.
Namun, kehadiran pasukan Israel di beberapa kota Lebanon dan di wilayah selatan Sungai Litani menjadi kendala besar. Israel memperpanjang jam malam yang melarang pergerakan warga di wilayah tersebut dari pukul 17.00 hingga 07.00 waktu setempat.
(ipa)