Internasional

Insiden Kebakaran di Kamp Rohingya, Hancurkan Ratusan Fasilitas

Kamp Rohingya di Bangladesh kembali terbakar pada Minggu (7/1) waktu setempat, hal tersebut tentunya menyebabkan ribuan orang kehilangan ratusan fasitilas salah satunya tempat tinggal. (Dok istimewa)

PASUNDAN EKSPRES - Kamp Rohingya di Bangladesh kembali terbakar pada Minggu (7/1) waktu setempat, hal tersebut tentunya menyebabkan ribuan orang kehilangan ratusan fasitilas salah satunya tempat tinggal. 

Mohammed Mizanur Rahman, Komisaris pengungsi Bangladesh di Cox's Bazar, melaporkan bahwa sekitar 4.000 pengungsi telah kehilangan tempat tinggal mereka. Namun, badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) menyatakan bahwa jumlahnya diperkirakan sekitar 7.000 orang.

"Kami telah mengatur sedemikian rupa... para pengungsi telah diberi makanan dan tempat penampungan sementara," kata Mohammad Shamsud Douza, wakil pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas para pengungsi.

Shafiqul Islam, Kepala pemadam kebakaran di wilayah tersebut, memberitahu kantor berita AP bahwa "kebakaran tersebut sangat menghancurkan, dan telah merusak sekitar 1.040 tempat tinggal di kamp tersebut."

Selain tempat tinggal, setidaknya 120 fasilitas lainnya, termasuk masjid, pusat kesehatan, dan pusat pendidikan di kamp pengungsian, juga mengalami kerusakan parah akibat kebakaran tersebut.

"Kami membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mengendalikan kobaran api, dengan melibatkan 10 unit pemadam kebakaran dari Ukhiya dan stasiun lainnya di distrik tersebut," tambah Islam

Penyebab kebakaran ini measih belum diketahui. Namun kejadian tersebut diduga merupakan tindakan kasus pembakaran. 

Kejadian tersebut rupanya sering terjadi kebakaran di daerah padat bangunan di kamp pengungsi Cox's Bazar. Sekitar satu juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp yang sangat padat dan terbuat dari bambu serta plastik yang mudah terbakar.

Pada tahun 2021, sebuah kebakaran mengakibatkan kematian sekitar 15 pengungsi. Bahkan, kebakaran pada tahun 2023 mengakibatkan sekitar 12.000 pengungsi kehilangan tempat tinggal. 

Sebuah panel investigasi menyimpulkan bahwa kebakaran tersebut merupakan "tindakan sabotase yang direncanakan".

Berita Terkait