Bhineka Tunggal Ika: Kekayaan dalam Keberagaman Indonesia

Bhineka Tunggal Ika: Kekayaan dalam Keberagaman Indonesia

Ilustrasi

Penulis:  Verry Kuswandi

Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman, terus memperkuat identitasnya melalui semangat Bhineka Tunggal Ika. Ungkapan ini, yang secara harfiah berarti "berbeda-beda tapi tetap satu", mencerminkan kehidupan dan budaya yang majemuk di seluruh nusantara.

Keindahan dalam Perbedaan

Indonesia bukanlah sekadar sekumpulan pulau dengan masyarakat yang berbeda-beda, tetapi merupakan medan pertemuan antara etnis, agama, dan budaya.

Dari Sabang sampai Merauke, ragam bahasa, tradisi, serta kepercayaan hidup bersama dalam harmoni yang luar biasa.

BACA JUGA: Kamu Harus Tau, Ini Bahayanya Tambang Nikel di Raja Ampat

Kejayaan Sejarah

Filosofi Bhineka Tunggal Ika terpatri dalam sejarah bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara.

Kemudian, semangat ini ditegaskan dalam lambang negara, Pancasila, sebagai dasar negara yang mengakui keberagaman sebagai kekayaan.

Tantangan Kontemporer

BACA JUGA: 36 Sapi Kurban Presiden RI Dibagi di Jateng, Sekda: Bentuk Apresiasi Peternak Lokal

Meski demikian, dalam era globalisasi dan modernisasi, tantangan untuk mempertahankan harmoni menjadi semakin kompleks.

Isu-isu seperti intoleransi, konflik sosial, dan perbedaan pandangan sering kali menguji kekokohan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan multikulturalisme menjadi kunci untuk menjaga dan menghargai keberagaman ini.

Dengan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai pluralisme, generasi muda Indonesia dapat mewarisi dan memperkuat persatuan dalam perbedaan.

Masa Depan Bersama

Menciptakan masa depan yang inklusif bagi semua warga Indonesia adalah tanggung jawab bersama.

Dengan menghormati perbedaan, menghargai keberagaman, dan membangun dialog yang saling menguntungkan, Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana sebuah negara dapat bersatu dalam keanekaragaman.


Berita Terkini

Tengok saja, bagaimana Presiden Prabowo menyambut Megawati seperti menyambut saudara yang telah lama tak bersua. (Dok Setneg)

Pojokan 255: Ketemu

1 jam yang lalu