PASUNDAN EKSPRES- Kapan terakhir kali Anda mendatangi tempat ini (tempat isi ulang galon) atau Lihatlah galon air minum anda di rumah apakah galon-galon itu diisi dan diambil dari tempat ini. Bagaimana jika ternyata ada tinja di air minum anda?
Jujur Saja. Ini adalah situasi yang dilematis untuk banyak dari kita. Air minum depot isi ulang adalah pilihan harga murah yang menjadi magnet bagi banyak orang.
Namun, harga murah tidak selalu berarti kualitas yang baik. Survei Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan bahwa satu dari tiga rumah tangga memilih air isi ulang sebagai sumber air minum mereka.
Dengan jumlah rumah tangga yang mengandalkan air isi ulang semakin meningkat, penting bagi kita untuk mempertimbangkan kembali pilihan air minum murah.
Bagaimana sebenarnya operasional depot air minum isi ulang bekerja dan apa dampaknya terhadap kesehatan?
Salah satu mesin yang umum digunakan dalam operasional depot air minum isi ulang adalah reverse osmosis (RO).
Teknologi ini menggunakan membran sebagai filter untuk membersihkan air dari kotoran. Namun, RO tidak selalu efektif dalam membunuh bakteri dan kuman yang mungkin ada dalam air baku depot.
Selain filtrasi, proses penampungan dan sterilisasi juga krusial dalam menentukan kualitas air minum depot isi ulang. Sterilisasi dilakukan dengan penyinaran menggunakan sinar ultraviolet untuk membunuh mikroorganisme berbahaya bagi kesehatan.
Namun, tidak semua depot air minum isi ulang memenuhi standar pengolahan yang benar. Pengolahan air minum isi ulang sebenarnya melibatkan tiga aspek utama fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Pengolahan fisik bertujuan untuk menghilangkan cemaran fisik seperti kerikil, sedangkan pengolahan kimia dilakukan untuk mengurangi kandungan zat-zat berbahaya seperti besi.
Sedangkan pengolahan mikrobiologi bertujuan untuk membersihkan kemungkinan adanya cemaran virus atau bakteri.
Namun, masih banyak depot air minum isi ulang yang belum memenuhi standar higien sanitasi.
Studi lapangan telah menemukan bahwa hanya sebagian kecil dari depot air minum di Indonesia yang dinyatakan layak operasi oleh Kementerian Kesehatan.
Bahkan, sebagian besar depot air minum tercemar bakteri E.coli, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti diare.
Ketidaklayakan banyak depot air minum isi ulang juga disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan dan pengawasan.
Sikat pembersih galon yang jarang diganti dan lokasi depot yang terpapar polusi menjadi masalah serius. Menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2014, depot air minum harus berlokasi di area bebas pencemaran dan penularan penyakit.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam memastikan kualitas air minum yang aman. Melalui uji laboratorium dan pengawasan secara ketat, mereka dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi air.
Namun, tanggung jawab utama tetap ada pada para pengusaha depot air minum isi ulang untuk memastikan bahwa air yang mereka jual aman untuk dikonsumsi.
Air adalah kebutuhan dasar yang vital bagi kesehatan kita semua. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan kualitas air minum yang kita konsumsi.
Pilihan kita bukan hanya tentang harga murah, tetapi juga tentang kesehatan kita dan keluarga kita. Jadi, mari kita bersama-sama memperjuangkan akses terhadap air minum yang aman dan berkualitas untuk semua.