Nasional

Dinasti Politik Banten, Perebutan Tahta di Pilkada 2024

Dinasti Politik Banten, Perebutan Tahta di Pilkada 2024 (Sumber Foto Youtube MD Universe)

PASUNDAN EKSPRES- Provinsi Banten, selama bertahun-tahun, telah dikenal sebagai arena bagi dinasti politik yang kuat dan seringkali sarat dengan praktik korupsi.

Dinasti-dinasti ini, meskipun beberapa pemimpinnya telah tersandung kasus hukum, tetap tak tergoyahkan dalam mempertahankan pengaruh dan kekuasaan.

Pilkada 2024 diprediksi akan menjadi ajang pertempuran sengit di antara mereka.

Di Pilkada 2024, tiga dinasti besar di Banten akan bersaing ketat. Pertama, dinasti Nata Kusumah di Pandeglang.

Kedua, dinasti Jayabaya yang memiliki basis kuat di Lebak. Ketiga, dinasti Ratu Atut yang menguasai Banten di tingkat provinsi dan beberapa kabupaten/kota.

Meski Ratu Atut Chosiyah bersama keluarganya pernah tersandung kasus korupsi dan ditangkap oleh KPK, dinasti yang dibangunnya tetap kokoh selama lebih dari dua dekade.

Ketokohan Ratu Atut tak lepas dari pengaruh ayahnya, Tubagus Hasan Sochib, seorang jawara Banten, pengusaha, dan politisi Partai Golkar.

Kini, pengaruh dinasti Ratu Atut kembali diuji di Pilkada Banten 2024 dengan Irin Rahmidiani, adik ipar Atut, yang maju sebagai calon Gubernur Banten.

Irin akan berpasangan dengan Adde Sumardi, politisi PDIP, dan mereka diusung oleh koalisi besar antara Golkar dan PDIP.

Di sisi lain, mereka akan menghadapi Andra Soni dari Partai Gerindra yang berpasangan dengan Dimyati Nata Kusumah dari PKS.

Keduanya juga merupakan bagian dari dinasti politik yang kuat di Banten.

Andra Soni saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten, sementara Dimyati adalah mantan Bupati Pandeglang dan memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut.

Tak hanya di tingkat provinsi, persaingan dinasti politik ini juga merambah ke Pilkada di kabupaten/kota di Banten.

Di Pandeglang, misalnya, Vitron Nur Ihsan dari Golkar, yang merupakan loyalis keluarga Ratu Atut, akan bertarung melawan pasangan dari dinasti Jayabaya dan dinasti Nata Kusumah.

Fenomena ini memperlihatkan betapa kuatnya cengkeraman dinasti politik di Banten, yang terus berusaha mempertahankan kekuasaan meski dihadapkan dengan berbagai isu dan tantangan.

Namun, persaingan antar dinasti ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah kepentingan rakyat Banten benar-benar menjadi prioritas atau hanya menjadi ajang perebutan tahta di antara elit politik?

Dengan semua mata tertuju pada Pilkada Banten 2024, hasil akhirnya akan menjadi penentu masa depan provinsi ini apakah akan ada perubahan signifikan atau justru semakin mengukuhkan kekuasaan dinasti politik yang ada.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua