SUBANG-Meninggalnya tiga warga Kabupaten Subang karena demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian serius dari Pj Bupati Subang Dr Imran. Dalam upaya pencegahan lebih lanjut, dia menginstruksikan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan pola 3M+.
Instruksi ini mendorong kecamatan-kecamatan di Kabupaten Subang untuk aktif melibatkan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti lingkungan guna memerangi sarang nyamuk.
Pj. Bupati Subang, Dr Imran menegaskan, kasus demam berdarah harus dianggap serius karena gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat mengakibatkan penurunan jumlah trombosit hingga kematian.
"Kita tidak bisa menganggap enteng kasus DBD ini, oleh karena itu saya perintahkan kepada para camat untuk menggerakkan masyarakat dalam PSN 3M+ guna meminimalisir jumlah korban," ujarnya.
Imran menambahkan, pemerintah daerah telah menugaskan Dinas Kesehatan Subang untuk mengedukasi, mensosialisasikan, dan menangani kasus DBD di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Subang, dr. Noni, melaporkan bahwa tiga warga Subang telah meninggal dunia akibat DBD pada awal tahun 2024 ini.
Mereka adalah Habib (11) dari Parung, Dona Meina (6,5) dari Kasomalang Wetan, dan Nadin Legiani (14) dari Kosambi - Cipunagara. "Penanganan dilakukan di RS Siloam, RSUD, dan RS Hamori," ujarnya.
Noni menekankan, telah berupaya maksimal dengan melakukan fogging dan pemberian bubuk abate, namun efektivitasnya tergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Saat ini, pihaknya telah melakukan fogging di delapan titik di Kabupaten Subang. "Kami akan melakukan fogging jika ada laporan kasus DBD dari masyarakat," tambahnya.
Direktur RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi, mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami gejala DBD biasanya dirujuk dari puskesmas. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan pola 3M+ guna mencegah penyebaran DBD lebih lanjut.
"Beberapa pasien dirujuk dari puskesmas untuk penanganan di rumah sakit," ungkapnya.(ygo/ysp)