News

Angka Kelahiran di Kabupaten Subang Tembus 19.811 Bayi Selama Januari Hingga Oktober 2024

Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi saat menyampaikan data angka ibu melahirkan di Kabupaten Subang.

SUBANG-Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat angka kelahiran sebanyak 19.811 bayi selama periode Januari hingga Oktober 2024. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menyampaikan, pertumbuhan penduduk di Subang menunjukkan angka 1,9 persen per tahun. 

“Jika angka fertilitas di atas 2 persen, hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk akan terus bertambah, yang berpotensi menimbulkan berbagai tantangan di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial,” ungkapnya saat diwawancara Pasundan Ekspres.

Maxi mengatakan, meningkatnya angka kelahiran di Kabupaten Subang menjadi perhatian serius, terutama terkait dampak negatifnya. 

Menurutnya, tinggi angka kelahiran bisa berdampak pada peningkatan angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi buruk, serta meningkatnya angka stunting. 
Dia menyebut, situasi ini memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor, terutama di bawah koordinasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang.

“Kami perlu peran lintas sektor dalam mengendalikan angka kelahiran ini. DP2KBP3A harus siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengerem angka kelahiran, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.

Lanjut Maxi, dampak dari tingginya angka kelahiran bukan hanya dirasakan pada aspek kesehatan, tetapi juga kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. 

Angka kelahiran yang tinggi sering kali diikuti oleh rendahnya kesejahteraan sosial serta tingginya tingkat kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan yang minim akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Meski demikian, terdapat perkembangan positif dari sisi kesehatan ibu di Kabupaten Subang. Hingga September 2024, angka kematian ibu berhasil menurun menjadi 24 kasus, dari sebelumnya sekitar 50 kasus pada tahun 2023. 

“Penurunan ini menunjukkan upaya serius pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, meskipun tantangan dalam menekan angka kelahiran tetap ada,” kata Maxi.

Dengan berbagai tantangan ini, Maxi berharap, seluruh pihak baik dari instansi pemerintah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat, dapat bekerja sama untuk menciptakan generasi yang sehat dan sejahtera.(cdp/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua