Daerah

Sepi Pengunjung, Kasim: Sehari Cuman Dapat 20 Ribu, Food Court Alun-alun Subang Minim Fasilitas

Alun-alun Subang
Alun-alun Subang minim pengunjung yang berdampak pada omzet para pedagang di Food Court yang berada di kawasan Alun-alun tersebut.(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Food Court yang terletak di Alun-alun Subang kini menghadapi tantangan besar dengan sepinya pengunjung. Para pedagang yang biasanya menggantungkan pendapatan mereka dari keramaian Alun-alun, kini harus menghadapi kenyataan bahwa omzet mereka menurun drastis. 

Salah satu pedagang Kasim, mengungkapkan bahwa pendapatannya sekarang hanya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 50.000 per hari. "Saya di sini cuma diam, dan sekarang saya baru mendapatkan 20 ribu dari pagi. Di hari weekend pun juga sama, sekarang sepi," ujarnya kepada Pasundan Ekspres pada Senin (8/7).

Menurutnya saat ini banyak pedagang yang sudah tidak lagi berjualan di food court tersebut. "Sekarang pedagang sepi dan banyak pedagang-pedagang yang lain tidak berjualan. Sudah ada dua orang yang tidak lagi berjualan di sini," katanya.

Untuk bisa berjualan di Food Court tersebut, para pedagang harus menyewa lapak dengan biaya sebesar Rp 1 juta per bulan yang bisa dipakai oleh empat orang. Namun, dengan kondisi pengunjung yang semakin sepi, banyak pedagang yang mengalami kesulitan membayar sewa tepat waktu. 

Kasim mengatakan bahwa pembayaran sewa yang seharusnya dilakukan setiap tanggal 1 sering kali terlambat karena pendapatan yang tidak mencukupi.

Program Care Free Day yang diadakan setiap minggu di sekitar Alun-alun Subang juga tidak banyak membantu meningkatkan jumlah pengunjung food court. 

Firman, salah satu pedagang es, menjelaskan bahwa meskipun ada kegiatan mingguan tersebut, pengunjung tetap lebih memilih jajanan di pinggir jalan alun-alun. "Kita di sini tetap sepi walaupun setiap minggu ada Care Free Day, pengunjung lebih memilih jajan di depan. Mungkin di sini tidak ada yang melirik karena fasilitas buat pengunjung kurang nyaman," ujarnya.

Firman menambahkan, untuk fasilitas yang ada saat ini tidak cukup menarik perhatian pengunjung. Dia berharap adanya fasilitas yang lebih nyaman seperti payung dan kursi yang lebih banyak dan menarik. Menurutnya, lokasi food court yang kurang strategis juga menjadi salah satu penyebab sepinya pengunjung. "Tempat sekarang kurang strategis, karena di depan harus bayar parkir dulu dan parkirnya itu per jam. Sekarang kebanyakan orang tidak melirik ke sini," tambah Firman.

Para pedagang food court di Alun-alun Subang memiliki harapan besar agar kondisi ini bisa segera berubah. Mereka berharap pemerintah atau pihak terkait bisa memberikan solusi untuk meningkatkan jumlah pengunjung. 

Beberapa pedagang mengusulkan adanya peningkatan fasilitas dan promosi yang lebih gencar untuk menarik minat masyarakat.

Pemerintah Daerah juga diharapkan bisa lebih memperhatikan kondisi para pedagang kecil seperti di food court Alun-alun Subang. Dukungan berupa pengurangan biaya sewa, pembinaan, dan pelatihan dalam menghadapi situasi sulit seperti ini sangat dibutuhkan. Selain itu, kerjasama dengan komunitas lokal untuk mengadakan kegiatan yang menarik di area Alun-alun bisa menjadi salah satu solusi.

Persaingan dengan pedagang pinggir jalan juga menjadi salah satu tantangan bagi pedagang di food court. "Banyak pengunjung yang lebih memilih jajanan di pinggir jalan karena lebih mudah diakses dan tidak perlu membayar parkir," ungkapnya.

Untuk menghadapi hal ini, pedagang food court perlu berinovasi dengan menawarkan produk yang unik dan berbeda dari yang ada di pinggir jalan.(hdi/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua