SUBANG-Pekerjaan sebagai petani sangat jarang dilakukan oleh para kaum muda khususnya milenial. Namun hal itu berbeda dengan Maman, pemuda 30 tahun justru memilih profesi sebagai petani melon.
Sebelum dirinya menjadi petani melon, ia juga sempat menjadi petani semangka dengan hasil yang maksimal dan melimpah. Kini dirinya ingin mencoba peruntungan dari melon usai sukses dengan hasil panen semangka. "Sebelum jadi petani melon saya jadi petani semangka dulu, sekarang mau coba peruntungan ke melon biar ada pariasi buah lain," kata Maman kepada Pasundan Ekspres, Rabu (11/9).
Maman yang mempunyai lahan seluas 5.600 meter persegi bisa menampung ratusan pohon melon sky rocket (melon hijau) dan melon kenari (melon kuning). "Ada dua jenis melon di sini melon sky rocket (melon hijau) dan melon kenari (melon kuning)," ucapnya.
Maman juga menjelaskan jika dibandingkan antara melon dan semangka dari segi perawatan serta pupuknya, melon lebih mahal dan lebih sulit. "Kalo perawatannya lebih sulit melon, pupuknya mahal perawatannya sedikit sulit kalo dibandingan sama semangka," jelasnya.
Meskipun begitu, Maman meyakini kalau usahanya ini bisa menghasilkan cuan yang lebih besar dibandingkan dengan semangka.
Terlebih melon tidak terlalu membutuhkan air yang banyak, berbeda dengan semangka yang harus tumbuh dengan banyaknya air. Saat ini melon yang akan ia panen dari lahan seluas 400 bata tersebut sebanyak 5-6 ton dengan harga Rp.25.000 per kilogram. "Untuk panen kali ini ada sekitar 5-6 ton, dengan jangka waktu 70 hari dari proses penanaman awal hingga melon siap panen," tuturnya.
Untuk omzetnya sendiri, dalam sekali panen melon bisa mendapatkan hasil sampai Rp.15 juta per sekali panen.(nsa/sep)