SUBANG-Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Subang, Udin, mengungkapkan sejumlah program strategis untuk mengatasi kekeringan dan mitigasi bencana di wilayah Subang. Salah satu program terdekat adalah pengeboran air bersih di 10 titik yang tersebar di beberapa desa, sebagai respons atas kelangkaan air bersih akibat kekeringan.
"Kami mendapatkan kesempatan dan dana dari BNPB untuk pengeboran sumber air bersih di 10 titik, antara lain di Desa Palasari, Desa Cisaat, Jalancagak, Sarireja, Kalijati Barat, serta di Pantura seperti di Kecamatan Legon dan Desa Wayangan, Cikaum," ucap Udin Kepada Pasundan Ekspres, Senin (21/10).
Proses penyediaan ini akan dilakukan melalui kerja sama antara Bupati dan Kodim setempat. Sistemnya, pembayaran akan dilakukan hanya jika air yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas setelah diuji laboratorium. "Kita tidak membeli sumur, tapi membeli air bersih. Jika kualitas air sudah bagus, baru kita bayar," tambah Udin.
Selain penanganan kekeringan, BPBD Subang juga fokus pada mitigasi bencana longsor dan banjir. Udin menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk membersihkan hulu sungai dan lumbung air di beberapa daerah rawan bencana.
Beberapa lokasi yang sudah ditangani adalah Situ Kasomalang, sementara Situ Citapen Purwadadi masih dalam proses pengerjaan dengan bantuan alat berat dari BBWS/PUPR.
BPBD Subang juga memberikan edukasi bencana secara intensif kepada masyarakat, mulai dari siswa TK hingga perguruan tinggi, untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan. "Program yang lain kita tetap edukasi kepada Siswa-siswi dari mulai TK hingga perguruan Tinggi edukasi bencana. Jangan sampai ketika terjadi bencana itu orang panik, Mitigasi kemudian Edukasi, Sosialisasi termasuk kepada warga masyarakat yang ada di sekitaran daerah bencana longsor misal daerah Subang Selatan banjir daerah Pantura," tambahnya.
Program ini meliputi mitigasi, sosialisasi, dan simulasi bencana. Selain itu, BPBD juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam penerapan Sistem Pendidikan Aman Bencana (SPAB). "Kami berharap semua bisa aman, namun yang namanya bencana tidak bisa direncanakan atau diprediksi, termasuk angin puting beliung dan longsor. Yang penting, saat bencana terjadi, kita bisa meminimalkan korban, terutama korban manusia," pungkas Udin.(hdi/sep)