Pelajar Berani Bongkar Pemotongan PIP di SMAN 7 Cirebon, Dedi Mulyadi Turun Tangan!

Pelajar Berani Bongkar Pemotongan PIP di SMAN 7 Cirebon, Dedi Mulyadi Turun Tangan!

Pelajar Berani Bongkar Pemotongan PIP di SMAN 7 Cirebon, Dedi Mulyadi Turun Tangan! (Sumber Youtube Dedi Mulyadi)

PASUNDAN EKSPRES- Kasus dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon tengah menjadi sorotan publik. Hal ini mencuat setelah beberapa siswa melaporkan kejadian tersebut langsung kepada Dedi Mulyadi saat kunjungannya ke sekolah tersebut.

Berdasarkan unggahan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, para siswa mengungkap bahwa dari 500 penerima PIP.

Masing-masing mengalami pemotongan sebesar Rp250 ribu dari dana yang seharusnya mereka terima. Aksi ini pun menuai reaksi luas dari masyarakat.

Apa Itu KIP dan PIP?

BACA JUGA: Polsek Jalancagak Gelar Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II, Dukung Swasembada Pangan 2025

Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah kartu yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu sebagai tanda bahwa mereka berhak mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah.

Sementara itu, Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan dana tunai yang diberikan kepada pemegang KIP.

Dana ini seharusnya digunakan untuk keperluan sekolah, seperti membeli perlengkapan, buku, atau biaya transportasi, tanpa ada potongan yang tidak sah.

Dalam episode terbaru YouTube Kang Dedi Mulyadi, dua siswi SMAN 7 Cirebon tampil untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan pemotongan dana tersebut.

BACA JUGA: Hari Raya Iduladha 1446 H, Siloam Hospitals Purwakarta Salurkan Hewan Kurban

Salah satu dari mereka, Hanifah, menceritakan alasannya berani berbicara.

"Apa yang membuat kamu berani ngomong di depan kamera? Ini kan viral loh," tanya Dedi Mulyadi.

"Kalau saya nggak berani speak up, kasihan teman-teman yang lain. Sekarang kan SPP sudah nggak ada, jadi menurut saya nggak ada salahnya kalau saya bicara," ujar Hanifah.

"Kamu nggak takut?" lanjut Dedi.

"Nggak sih," jawab Hanifah singkat.

"Kenapa nggak takut?"

"Karena memang nggak ada salahnya. Lagipula, saya juga menyampaikannya dengan sopan," tegas Hanifah.

Kejujuran dan keberanian dua siswi ini patut diapresiasi. Mereka tidak hanya memperjuangkan haknya sendiri, tetapi juga hak teman-teman mereka.


Berita Terkini