Andhika Surya Gumilar Dorong Literasi dan Kreativitas Budaya di Hari Buku Nasional dan Culture Freedom Day

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi V, Andhika Surya Gumilar.
SUBANG–Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi V, Andhika Surya Gumilar, mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memperkuat budaya membaca dan mendukung kebebasan berekspresi dalam bidang seni dan budaya.
Pesan tersebut ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei serta Culture Freedom Day (Hari Kebebasan Budaya) yang dirayakan setiap Sabtu ketiga bulan Mei, yang tahun ini juga diperingati pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Dalam keterangannya, Andhika menilai kedua momentum ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang cerdas, kreatif, dan berbudaya. Ia menekankan bahwa kemajuan sebuah daerah, termasuk Jawa Barat, sangat bergantung pada kualitas literasi warganya serta kebebasan mereka dalam mengekspresikan karya budaya.
“Hari Buku Nasional mengingatkan kita betapa pentingnya budaya membaca untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara Culture Freedom Day adalah pengingat bahwa karya budaya harus bisa tumbuh dan dibagikan secara bebas, selama tetap menghargai nilai-nilai dan norma yang berlaku,” kata Andhika Sabtu (17/5/2025).
BACA JUGA: Patriot Desa Tanjungrasa Edukasi Masyarakat Pemanfaatan Pekarangan Lingkungan untuk Ketahanan Pangan
Politisi muda itu, menyoroti rendahnya minat baca di kalangan generasi muda Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Menurutnya, budaya literasi harus ditanamkan sejak dini, tidak hanya di sekolah formal tetapi juga melalui dukungan dari keluarga dan komunitas.
Ia pun mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat fasilitas literasi seperti perpustakaan digital, taman baca masyarakat, serta pojok literasi di ruang publik.
“Peringatan Hari Buku Nasional jangan sekadar seremonial. Kita butuh aksi nyata: bangun lebih banyak ruang baca, adakan program donasi buku, dan libatkan anak muda dalam gerakan literasi,” ujarnya.
Di sisi lain, peringatan Culture Freedom Day menjadi momentum penting untuk mendorong kebebasan berekspresi dalam kesenian dan kebudayaan. Hari ini mengajak masyarakat dunia untuk merayakan kebebasan dalam mencipta, mendistribusikan, dan berbagi karya budaya, khususnya karya yang dilisensikan secara terbuka.
BACA JUGA: Ini Baru Sikap Dewasa, PWI Sepakat Akhiri Konflik Internal
Andhika menilai semangat Culture Freedom Day selaras dengan upaya memajukan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal. Ia mengajak pelaku seni di Subang dan Jawa Barat untuk memanfaatkan platform digital, lisensi terbuka (open license), dan ruang-ruang kolaboratif untuk memperluas jangkauan karya mereka.
“Kita ingin budaya Sunda dan seni lokal Jawa Barat berkembang dan dikenal lebih luas. Salah satu caranya adalah dengan mendorong kebebasan kreatif yang sehat dan produktif, didukung teknologi dan regulasi yang berpihak pada pelaku seni,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, Andhika juga mengingatkan pentingnya regulasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia berharap DPRD Jabar bersama Pemprov dapat mengkaji ulang peraturan-peraturan yang bisa mendukung tumbuhnya literasi digital dan kebebasan berekspresi di bidang budaya, namun tetap dalam koridor etika dan hukum.
“Kita tidak boleh tertinggal. Dunia sudah masuk ke era keterbukaan informasi dan kolaborasi digital. Kita harus menciptakan iklim yang memungkinkan anak muda menulis, membuat film, menggambar, membuat musik—dan membagikannya dengan bangga,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Andhika Surya Gumilar mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Hari Buku Nasional dan Culture Freedom Day sebagai momentum refleksi dan aksi. Ia berharap lahir lebih banyak gerakan literasi, pelaku budaya kreatif, dan komunitas yang mengedepankan kebebasan berekspresi sebagai bagian dari pembangunan daerah.
“Mari kita isi hari ini dengan semangat membaca, menulis, mencipta, dan berbagi karya. Karena dengan budaya yang kuat dan literasi yang baik, kita bisa membangun Jawa Barat yang maju dan berkarakter,” pungkasnya.(hdi)