Daerah

Kelihaian Aprizal Pemilik Mar Barbershop Purwakarta, Anak Bupati Pun Jadi Pelanggannya

Aprizal tengah menunjukkan kelihaianya mencukur rambut pelanggan. (Muhamad Faisal/Pasundan Ekspres)

PURWAKARTA-Penampilan yang menarik diinginkan semua orang, tak terkecuali pria. Untuk memiliki penampilan yang menarik ada beberapa yang harus diperhatikan, salah satunya rambut. 

Saat ini, banyak pria memilih untuk memotong dan merawat rambutnya di barbershop. Selain karena model-model potongan rambut yang ditawarkan kekinian, juga pelayanan yang lengkap sehingga para pria lebih memilih untuk potong rambut di barbershop. 

Dengan permintaan dan kebutuhan seperti demikian, lantas bagaimana industri barbershop ini berkembang terutama di Purwakarta? 

Salah satu pengusaha barbershop Aprizal, yang saat ini merupakan Owner dari Mar Barbershop, mengatakan bahwa bisnis tersebut cukup menjanjikan. 

"Jika dikatakan menjanjikan, memang menjanjikan. Buktinya sekarang banyak sekali barbershop bermunculan di Purwakarta, bisa dibilang sekarang banyak sekali hampir jarak 500 meter terdapat barbershop. Karena menurut saya selagi rambut tumbuh barbershop itu tidak akan mati," ucapnya. 

Aprizal juga mengatakan, meskipun bisnis tersebut menjanjikan, namun jika tidak dapat dikembangkan dengan baik tetap saja akan gagal. 

"Tapi kenyataanya banyak juga yang bangkrut. Salah satunnya karena kurang inovasi dari segi pelayanan, tempat dan lain sebagainya," ucapnya.

Ia mengatakan persaingan bisnis barbershop di Purwakarta cukup sehat, karena menurutnya tiap barbershop tentu memiliki segementasi yang berbeda. 

"Secara pribadi saya sudah jalan 8 tahun menggeluti bisnis ini dan aman-aman saja, mungkin karena tiap barbershop sudah punya customernya masing-masing," ucapnya. 

Ia bercerita jika dirinya berlatarbelakang pendidikan jurnalistik dan pernah bekerja sebagai marketing otomotif sebelum akhirnya berkecimpung dalam bisnis barbershop.

Aprizal melihat peluang menjalankan bisnis tersebut pada tahun 2016. Pada saat itu Ia melihat jumlah barbershop di Purwakarta masih bisa terhitung jari. 

"Sekarang saya telah memiliki enam karyawan di antaranya adalah barber, kasir, dan kebersihan. Untuk omzet perbulannya sudah mencapai puluhan juta rupiah," ucapnya. 

Meskipun demikian, menurutnya pekerjaan sebagai barber di Purwakarta masih dianggap sebelah mata. Maka dari itu, Ia berkeinginan untuk merubah sudut pandang tersebut, sehingga masyarakat terutama anak muda tidak perlu malu untuk menjadi seorang barber. 

"Saya ingin merubah image masyarakat tentang barber yang dianggap sebelah mata, sehingga dapat menjadi passion yang memang banyak di minati oleh kawula muda. Saya juga ingin merubah stigma kalau dulu tukang cukur identik dengan bisnis turun menurun warisan. Misalnya bapaknya tukang cukur anaknya cukur juga, padahal semua bisa jadi barber atau tukang cukur asalkan mau belajar," ucapnya. 

Aprizal kemudian memberikan kiat-kiat bagi siapapun yang ingin menjadi seorang barber seperti dirinya. 

"Kalau mau jadi barber, hilangkan gengsi atau malu. Ini saya sering sekali temukan, mereka merasa menjadi tukang cukur itu rendah, atau bahkan menjadi karir pilihan terakhir karena sulit mendapat pekerjaan. Padahal kenyataannya tidak seperti itu, justru saya menjadi banyak kenalan itu dari barbershop, kenal sama aparat, dokter, pengusaha, semua golongan," ucapnya. 

Ia bahkan mengaku bahwa anak dari Bupati Purwakarta periode 2018-2023 Anne Ratna Mustika, telah berlangganan di sana hingga 5 tahun, bahkan dirinya bisa masuk ke rumah dinasnya tiap bulan.

Selain itu, dirinya telah dipercaya selama 3 tahun untuk menangani grooming acara Mojang Jajaka. 

"Siapapun bisa menjadi barber asal ada kemauan. Sekarang udah banyak tempat les atau kursus barber, beda ketika awal saya dulu," ucapnya. 

Adapun kendala baik dalam membuka bisnis barbershop maupun menjadi seorang barber yang Ia bagikan kepada Pasundan Ekspres. 

"Kendala membuka bisnis barbershop adalah sumber daya manusia, ini sudah jadi rahasia umum. Antisipasinya ciptakan suasana kerja yang nyaman. Pelajari juga ilmu bisnisnya, karena menjadi barber dengan menjalankan bisnis barber itu berbeda," ucapnya. 

"Sedangkan kendala menjadi barber adalah kebosanan atau kejenuhan. Mereka yang gagal biasanya tidak punya tujuan atau target di pribadi masing-masing. Maka dari itu, saya selalu mengedukasi mereka (karyawan) tidak hanya masalah cukur, tapi juga finansial planning, dan achievement target masing-masing tiao tahun," ucapnya.(fsh/ysp) 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua