Daerah

SMPIT Cendekia Purwakarta Kampanyekan Stop Nomophobia lewat Film, Tayang di CGV, Implementasi P5 Rekayasa Teknologi

SMPIT Cendekia Purwakarta

PURWAKARTA-SMPIT Cendekia kembali berinovasi. Kali ini, satu-satunya SMP swasta berpredikat Sekolah Penggerak di Kabupaten Purwakarta itu, membuat film sebagai implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka tema Rekayasa Teknologi.

Menariknya, isu yang diangkat adalah Nomophobia yang merupakan akronim dari No Mobile Phone Phobia. Isu ini sangat berkaitan dengan kondisi di masyarakat saat ini.

Nomophobia merupakan kecemasan dan ketakutan yang dialami seseorang karena tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain melalui handphone atau dengan kata lain sangat ketergantungan handphone.

Kepala SMPIT Cendekia Rini Rosmiati menyebutkan, pihaknya membebaskan para siswa memilih tema P5, hingga disepakati untuk memilih tema Rekayasa Teknologi dengan membuat film pendidikan. "Setelah itu, dilanjutkan dengan pemilihan isu yang juga ditentukan oleh para siswa. Para siswa berdiskusi dan akhirnya memilih isu Nomophobia yang saat ini marak terjadi di masyarakat, bahkan di kalangan pelajar," kata Rini kepada wartawan, Rabu (29/5).

Tahapan berikutnya, kata Rini, siswa mulai membuat naskah, dilatih pengambilan gambar, syuting hingga proses editing. Pihaknya juga mengundang guru tamu untuk membimbing selama proses pembuatan film berjudul "Stop Nomophobia". "Total dari awal hingga akhir proses pembuatan film kami menghabiskan 120 jam pelajaran. Seluruhnya siswa yang mengerjakan. Mereka memaksimalkan properti yang ada. Kamera semi pro dan handphone menjadi properti utama dalam pengambilan gambar," ujarnya

Setelah rampung, kata Rini, pihaknya pun bekerja sama dengan bioskop CGV Sadang Terminal Square untuk premiere atau penayangan perdana film Stop Nomophobia. "Dari pihak CGV ada persyaratan khusus terkait detail film yang bisa diputar. Di antaranya formatnya, resolusinya, durasinya, kualitasnya dan lain sebagainya," ucap Rini.

Hingga akhirnya, film Stop Nomophobia memasuki proses final editing dan berhasil memenuhi seluruh persyaratan dari CGV. Pada saat penayangan perdana di CGV pada Senin, 27 Mei 2024, Rini mengundang para orang tua siswa, pihak Yayasan Yasri, Dinas Pendidikan Kab.Purwakarta, Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan III. "Alhamdulillah semuanya menyempatkan hadir dan. Selain "Stop Nomophobia" juga turut ditayangkan tiga iklan pendidikan dengan tema yang sama yang juga dibuat para siswa kelas 7. Turut ditayangkan juga film "Abisatya" dan  "Buana Yang Hilang" karya siswa kelas 9 lainnya," kata Rini.

Ke depan, Rini yang merupakan Kepala Sekolah Penggerak ini akan terus berinovasi setiap kali pelaksanaan P5 Kurikulum Merdeka. "Yang pasti kami akan membebaskan para siswa berkreasi dengan segala kreativitasnya. Sekolah selalu siap mendukung dan memfasilitasinya," ujar Rini.

Terpisah, Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan III, Rukmana mengapresiasi para siswa SMPIT Cendekia. Disebutkannya, para siswa mampu dengan apik merealisasikan apa yang menjadi idenya ke dalam sebuah karya film pendidikan yang berkualitas. "Setahu saya baru SMPIT Cendekia satu-satunya sekolah di Jawa Barat yang mengimplementasikan P5 Kurikulum Merdeka tema Rekayasa Teknologi dengan membuat film pendidikan. Ini bisa menjadi percontohan bagi sekolah lainnya," ucap Rukmana.

Disinggung tentang film "Stop Nomophobia", Rukmana pun mengacungkan kedua jempolnya. "Isu yang diangkat, yakni Nomophobia, memang benar terjadi saat ini. Film ini sangat mengedukasi dan pesan yang terkandung dalam "Stop Nomophobia " pun bisa tersampaikan," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yasri Purwakarta Agus Muharam mengaku bangga kepada para siswa, guru maupun orang tua. "Pendidikan ini maju karena ada kerja sama antara siswa, guru, yayasan dan orang tua. Film ini adalah salah satu wujud kerja sama itu," ujarnya.(add/sep)

 

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua