Daerah

Dahlan Iskan Kagum PHR Punya 11 Ribu Lebih Sumur Minyak Aktif di Blok Rokan

Operator Pertamina saat menjalankan tugasnya di Pertamina Hulu Rokan.
Operator Pertamina saat menjalankan tugasnya di Pertamina Hulu Rokan.

JAKARTA-Momen ulang tahun Pertamina Hulu Rokan ke-6, turut dimeriahkan dengan podcast spesial Energi Disway bersama Dirut PHR Ruby Mulyawan. 

Dalam podcast ini, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan kagum dengan pencapaian Pertamina Hulu Rokan yang sukses mengambil alih kelola Blok Rokan setelah 80 tahun dikuasai Asing.

Sebagai wilayah kerja atau WK Pertamina yang menjadi penghasil terbesar minyak nasional, PHR memiliki jumlah sumur aktif terbanyak. Jumlah itu meningkat tajam bila dibandingkan saat dikelola Chevron asal Amerika Serikat.

"Pada saat itu mungkin jumlah sumur yang dibuat tidak sebanyak sekarang. Kemudian agresivitas dari pengembangan dan pengembangan lapangan juga tidak seagresif yang ada sekarang," kata Ruby saat bersiniar dengan Dahlan Iskan di Podcast Energi Disway, dikutip Senin 23 Desember 2024.

Menurut Ruby, Capaian PHR saat ini merupakan tindak lanjut dari amanat Keppres setelah alih kelola Blok Rokan. Bahkan, saat momen Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni lalu, Presiden ke-7 Jokowi kagum dengan capaian PHR yang menjadi penyumbang minyak mentah terbesar di Indonesia.

"Jadi Pertamina Hulu Rokan ini dibentuk, suatu perusahaan yang dibentuk, mendindaklanjuto keputusan Presiden bahwa wilayah kerja rokan yang tadinya dioperasikan oleh Chevron Pacific Indonesia, itu diserah terimakan ke Pertamina. Segera Pertamina kemudian membentuklah Pertamina hulu rokan sebagai suatu operator," jelas Ruby.

Wilayah Kerja Pertamina Hulu Rokan
Lebih lanjut Dahlan bertanya perihal kapan momentum alih kelola itu bermula. Kepada Ruby, Dahlan bertanya,"Kapan alih kelola dsri Chevron itu dimulai? Di mana saja wilayah kerja Blok Rokan?," tanya Dahlan.

"Dimulai 9 Agustus 2021 resmilah kemudian WK Rokan, WK atau Wilayah Kerja itu diambil alih oleh Pertamina Hulu Rokan. Kalau kita bicara PHR sebagai WK Rokan, memang dia mencakup wilayah 7 Kabupaten Kota di Provinsi Riau," kata Ruby.

"Namun, begitu 9 Agustus 2021 entitas PHR ini kemudian menjadi faktor atau komponen utama di dalam Regional 1 Sumatra. Di 2021 itu juga, Pertamina selalu dimaklumkan menerapkan sistem regional. Nah, seluruh Sumatra itu dibawahi oleh yang namanya Regional 1, Regional 2 Jawa, Regional 3 Kalimantan, Regional 4 adalah Indonesia Timur, dan Regional 5 Operasi Internasional. PHR sebagai WK Rokan kemudian menjadilah bagian dari Regional 1 tersebut," papar Ruby.

Dahlan kembali penasaran bagaimana PHR berhasil mengelola ribuan sumur yang tersebar di Provinsi Riau. Untuk itu Dahlan bertanya bagaimana pengelolaan sumur minyak PHR yang terus bertambah tiap tahunnya.

"Sumur pertama, setiap tahun, sejak alih keluar kita menambah 500 sumur. Dan ini masih akan terus bertahan," kata Ruby. "Masih akan terus bertahan. Lahannya masih ada?," sahut Dahlan. "Lahan masih ada, masih ada," balas Ruby.

"Mungkin lahan yang sudah menjadi milik PHR itu sudah semakin kecil. Dan untuk penambahan sumur baru, sudah mulai akan mencoba untuk mendapatkan lahan baru dari masyarakat sekitar, maupun dari lahan BUMN, ataupun dari hutan," jelas Ruby.

Dahlan kembali bertanya, "Kan sudah terlanjur banyak sawit di sana. Apakah masih ada sumber minyak," tanya Dahlan. 
"Ya, itulah yang kita bicara sama pemilik sawit. Di atasnya ada sawit, di bawahnya ada minyak. Di bawahnya minyak. Kita hanya membutuhkan sekitar 10 hektare ya, untuk satu lokasi one pack itu," jelas Ruby.

"Mungkin tidak 1 hektare gitu saja, tapi tetap ada sawit di sekitarnya. Karena konfigurasi operasi yang ada di sana, pada saat nanti kita melakukan pekerjaan ulang, drilling, ataupun walkover, itu rig akan langsung ke sana dan berubah-ubah di kawasan itu. Kalau nanti ada lagi masyarakat dan abu-abu-abu sawit atau rumah, itu akan sulit lagi," papar Ruby lagi
Jalur distribusi Minyak

Podcast Energi Disway lalu berlanjut dengan metode ataupun konsep Pertamina Hulu Rokan mendistribusikan minyak itu yang tersebar di sejumlah wilayah.

Untuk distribusi, PHR mengirim minyak tersebut ke tangki besar yang terpusat di Kota Dumai, Riau. "Dan pipa produksi dan sebagainya juga kemudian di tempat lain. Taruh tiap tahun bisa tambah di mana? Atau sumur baru? Ada nggak sumur yang mati tiap tahun?," tanya Dahlan.

"Sumur yang mati setiap hari ada, jadi sumur yang kita drill baru, itu biasanya dalam beberapa tahun ke depan perlu dilakukan perawatan untuk kerja ulang. Baik itu karena kondisi peralatan maupun dari potensi lapisan yang diproduksi," jelas Ruby.

"Sehingga harus masuk lagi ke atletic floor, di rig pekerjaan walkover atau kerja ulang. Baik itu untuk memperbaiki kondisinya di datang ataupun mungkin pindah ke lapisan-lapisan yang baru yang belum dibuka pada saat awal," kata Ruby

Ruby juga menjelaskan bagaimana metode eksplorasi berupa pengeboran sumber minyak PHR. Kepada Dahlan, Ruby menjelaskan jika PHR sangat teliti sebelum mengeksplorasi sumber minyak sehingga bisa didistribusikan ke refinery.

"Tapi di dalam keteknisannya, kita tidak akan bisa bikin berbeda sekali karena akan terjadi crossflow ataupun pressure. Kita akan mulai dari lapisan pertama, kemudian mungkin tergantung sumurnya, ada yang 3 bulan kemudian habis atau mati, ada yang 1 tahun baru mencapai titik tersebut," ungkap Ruby.

"Setiap tahun itu kerja ulang yang pindah lapisan dan sebagainya itu ada sekitar 240 pekerjaan. Namun pekerjaan perbaikan sumur yang mati, yang rusak, itu sekitar 22.000 rig luar masuk, Pak. Kami di sini sekarang mempunyai sekitar 82 rig operasi setiap hari. Kalau kita bicarakan di PHR yang dikelola dari saya, saat ini total sumur aktif adalah sekitar 12.600. Memang sangat masif, Pak. Dan itu adalah satu motivasi kebanggaan terus berada di level itu ke depannya karena kita masih tetap menjaga sebagai produser terbesar di Indonesia," tandas Ruby.(rls)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua