SUBANG-Desa Tambakmekar menjadi pusat perhatian dengan pelaksanaan acara Krida Pertanian dan Pagelaran Wayang Golek oleh dalang terkenal, Ki Dadan Sunandar Sunarya. Acara yang digelar, Rabu (31/7) ini berlangsung meriah di alun-alun desa, dan menarik antusiasme ribuan warga.
Acara ini dihadiri oleh Camat Jalancagak, Danramil Jalancagak, Polsek Jalancagak, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Kehadiran para pejabat dan tokoh tersebut semakin menambah semarak suasana, menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi masyarakat Desa Tambakmekar.
Ketua Pelaksana, Kang Baip, menyampaikan bahwa tema tahun ini adalah "Hajat Lembur," yang berarti hajatan bersama seluruh elemen masyarakat desa untuk bersatu padu dalam menyukseskan Hari Krida Pertanian. "Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pemerintah desa, tetapi juga seluruh warga masyarakat yang bekerja sama gotong royong," ucap Kang Baip kepada Pasundan Ekspres.
Baip menjelaskan, tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena selain merayakan Hari Krida Pertanian, terdapat juga berbagai kegiatan akbar lainnya. "Tahun lalu, kami hanya fokus pada satu kegiatan yaitu Hari Krida. Namun, tahun ini ada empat kegiatan besar, dimulai dengan pawai obor pada tanggal 1 Muharram, berbagai perlombaan, gelar religi berupa tablig akbar dan istighasah, dan puncaknya adalah gelar budaya Hari Krida Pertanian," tambahnya.
Selain kegiatan utama, terdapat juga berbagai acara lainnya yang menarik perhatian warga. Pada tanggal 12 Agustus, akan diadakan acara puncak Milangkala Desa Tambakmekar yang ke-42. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus, akan ada pentas seni rakyat dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. "Karena tidak ada pawai di kecamatan, kita akan memusatkan perayaan di alun-alun desa dengan pentas seni rakyat," jelas Kang Baip.
Untuk mendanai semua kegiatan ini, Desa Tambakmekar menggunakan sistem perelek, di mana setiap rumah menyumbangkan uang yang dikumpulkan oleh roda dan digunakan untuk kegiatan desa. "Dari warga untuk warga, alhamdulillah berkah dengan adanya perelek seperti ini, sehingga ringan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Desa Tambakmekar," kata Kang Baip dengan penuh semangat.
Kepala Desa Tambakmekar, Dede Ruhendi, S.Pdi, menyatakan kebanggaannya terhadap masyarakat desa yang aktif dan partisipatif. "Alhamdulillah, kami dari pemerintahan Desa Tambakmekar tiga bulan sebelumnya mengadakan musyawarah sebagaimana kebiasaan masyarakat Tambakmekar ketika akan menghadapi bulan Muharram, baik dari segi keagamaan, kebudayaan, maupun sosial, senantiasa mengadakan kegiatan-kegiatan rutin," ungkapnya.
"Pada hari ini, Rabu 31 Juli, kami beserta pemerintahan Desa Tambakmekar dan warga, dibantu panitia, mengadakan kegiatan Hari Krida Pertanian. Ini adalah bukti nyata bahwa gotong royong masih hidup di desa kami," ujarnya.
Salah satu acara yang paling dinantikan adalah pagelaran Wayang Golek oleh Ki Dadan Sunandar Sunarya. Pagelaran ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai upaya melestarikan budaya tradisional. Wayang golek adalah salah satu seni pertunjukan tradisional Sunda yang memiliki nilai budaya tinggi.
Kang Baip dan Kepala Desa Dede Ruhendi berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun. "Mudah-mudahan gencar, sukses. Kita masih punya dua agenda lagi setelah ini, dan kami berharap semuanya bisa berjalan lancar dan berkah untuk Desa Tambakmekar," ujar Kang Baip dan Kepala Desa.
Dede Ruhendi menambahkan, kegiatan ini tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan memperkuat rasa kebersamaan. "Dengan adanya kegiatan seperti ini, kita dapat bertemu dan berinteraksi lebih dekat dengan sesama warga. Ini sangat penting untuk membangun desa yang harmonis dan sejahtera," kata Dede.
Menurutnya, acara Krida Pertanian dan Pagelaran Wayang Golek di Desa Tambakmekar merupakan cerminan semangat gotong royong dan kebersamaan warga desa. Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat, acara ini berhasil menciptakan suasana yang meriah dan penuh kebersamaan.(hdi/sep)