PasundanEkspres - Apple berada dalam tahap persiapan untuk memperkenalkan headset Vision Pro di pasar internasional, diluar Amerika Serikat, untuk pertama kalinya. Kabarnya, peluncuran global Vision Pro akan dimulai setelah acara Worldwide Developer Conference (WWDC) 2024.
Menurut laporan dari jurnalis Bloomberg, Mark Gurman, Apple telah mengirim ratusan karyawan toko ritel dari berbagai negara ke markas besar mereka di Cupertino, California, untuk menjalani pelatihan. Pelatihan ini dimulai minggu lalu dan berlangsung selama empat hari.
Apple telah mengadakan pelatihan serupa sebelum peluncuran Vision Pro di AS, di mana karyawan dilatih untuk memberikan demonstrasi kepada calon pembeli dan menjawab pertanyaan dari konsumen.
Para karyawan dari toko Apple di negara-negara seperti Jerman, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan China ikut dalam pelatihan ini. Namun, tampaknya Apple tidak memberi tahu karyawannya di negara mana Vision Pro akan diluncurkan.
Sebelumnya, CEO Apple, Tim Cook, telah menyatakan bahwa Vision Pro akan dirilis di China pada tahun 2024. Rumor lain dari Bloomberg juga menyiratkan bahwa Apple akan merilis Vision Pro di Inggris dan Kanada terlebih dahulu, tetapi kedua negara tersebut tidak disebutkan dalam laporan terbaru ini.
Tanggal peluncuran Vision Pro di luar AS masih belum diketahui, namun diperkirakan akan dimulai setelah berakhirnya WWDC. Acara WWDC tahun ini akan diselenggarakan dari tanggal 10 hingga 14 Juni 2024.
Peluncuran ini akan menjadi kesempatan pertama bagi para penggemar Apple di luar AS untuk mencoba dan membeli Vision Pro melalui jalur resmi. Namun, sepertinya perangkat mixed reality ini hanya akan tersedia di negara-negara dengan toko resmi Apple, sehingga Indonesia mungkin tidak termasuk.
Sejak diluncurkan pada bulan Februari, minat konsumen terhadap Vision Pro tampaknya mulai menurun. Apple tidak mengungkapkan jumlah unit Vision Pro yang sudah terjual, tetapi laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa beberapa toko Apple di AS hanya menjual beberapa unit dalam seminggu.
Beberapa faktor yang menyebabkan Vision Pro kurang diminati termasuk harganya yang tinggi (mulai dari USD 3.500 atau sekitar Rp 56 jutaan) dan keterbatasan jumlah aplikasi yang tersedia.