Headline

Wa Didi Dongdang Miliki Bakat Seni Kaligrafi Sejak Sekolah, Karyanya Sudah Banyak Hiasi Masjid

Kaligrafi Subang
SENI KALIGRAFI: Wa Didi Dongdang saat membuat seni kaligrafi di kediamannya Cibarola Subang.

SUBANG-Seni kaligrafi adalah salah satu seni yang unik, tidak semua orang bisa mengembangkan seni kaligrafi ini. Bukan hanya mampu membaca dan menulis huruf Al Quran dengan benar, tetapi bagaimana mengembangkan tulisan Al Quran itu, menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi.

Selain itu, orang yang memahami seni kaligrafi, dia pasti memahami beberapa model, corak dan ciri khas tulisan kaligrafi dalam arti, mengenal jenis tulisan kaligrafi  tersebut.

Juga ada bakat seni tersendiri, ada bagian seni lukisnya, tetapi berbeda antara seni lukis dengan seni kaligrafi, di dalam seni kaligrafi ada unsur atau kandungan seni lukisnya.

Seperti Wa Didi Dongdang, seorang Kaligrafer asal Kota Subang tepatnya di Cibarola. Dia sudah mengenal dan memahami seni kaligrafi sejak duduk di bangku sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). 

Bahkan menurut penuturannya, saat masih sekolah, dia berhasil menjadi juara pertama tingkat provinsi Jawa Barat .

"Iya waktu itu, saya jadi utusan peserta dari Subang, dan alhamdulillah menjadi juara pertama saat itu sekitar tahun 80-an," kata Wa Didi Dongdang.

Wa Didi sapaan akrabnya sedikit menceritakan, bahwa keahlian seni kaligrafinya itu, mulai tumbuh saat ia di bangku MTs Negeri Subang tahun 1981. Kemudian lanjut ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Subang tahun 1986.

Waktu itu, sudah mahir sejak di bangku MTs Subang, dan mengikuti sejumlah lomba baik tingkat desa, kabupaten hingga ke provinsi.

Bahkan saat menjadi utusan dari Subang, kenangnya, saat itu peserta tingkat provinsi dari semua utusan atau wakil kabupaten/kota se Jawa Barat sudah siap dan dalam proses pembuatan kaligrafi sesuai yang ditugaskan. Dia pun sempat ketinggalan atau terlambat tiba di lokasi lomba.

Namun dia saat itu mampu mengejar ketertinggalan dalam waktu cepat mampu menyelesaikan tugas kaligrafi dengan cepat dan cermat.

"Iya waktu itu saya terlambat, tapi dengan kecepatan tangan dan konsentrasi penuh, akhirnya dapat menyelesaikan sebelum waktu habis. Bahkan peserta yang sudah duluan tiba belum selesai, akhirnya dapat juara 1 cabang kaligrafi tingkat Jawa Barat," ujarnya.

Sampai saat ini, keahlian seni kaligrafi itu, terus berkembang, mengisi ruang masjid-masjid yang ada di Subang ini.

"Iya saya kadang dapat pesanan kaligrafi buat dinding masjid, dibuat secepatnya selesai, tergantung banyaknya, panjang dan lebarnya berapa. Soal harga ya disesuaikan saja," tuturnya.

Dia mengatakan, ada beberapa macam atau model ciri khas tulisan kaligrafi. Antara lain khot nasahi, tsulusi, dewani, dewani jali, parisi,kupi, haeni, rit'ah. Dari corak atau jenis tulisan khot kaligrafi itu memiliki ciri khasnya masing masing.

Selanjutnya alat pendukung atau peralatan kaligrafi ini, sama dengan seni lukis. Ada koas dan cat warna warni sesuai corak dan variasi yang mau dimunculkan.

"Pesanan akan selesai secepatnya, paling cepat dua tiga hari, bisa juga satu minggu baru beres, tergantung pesanannya panjang dan lebar nya kan sesua dengan ukuran masjid juga," imbuhnya.

Untuk menghindari kesalahan tulisan, orang lain dicoba untuk membacanya. Dikhawatirkan ada salah huruf atau tanda baca. Sehingga saat selesai dan mau dipasang di masjid sudah valid tanpa ada kesalahan tulisan ataupun tanda  baca Al Quran.(dan/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua