SUBANG-Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya percepatan pembenahan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang yang dinilai masih tertinggal dibanding rumah sakit di daerah lain.
Pernyataan ini disampaikan pada saat peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Subang yang ke-77, Rabu (9/4/2025).
“RSUD Subang harus segera dibenahi agar tidak tertinggal. Menurut saya, rumah sakit ini jauh dari standar pelayanan rumah sakit-rumah sakit lain di Jawa Barat. Bahkan, perlu dibangun rumah sakit baru di kawasan Pantura, karena layanan publik harus menjangkau seluruh wilayah,” tegas Dedi.
Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah-langkah penataan ruang yang telah dilakukan Pemkab Subang, termasuk upaya mengembalikan fungsi kawasan hutan, perkebunan, serta menjaga produktivitas lahan pertanian.
Ia menilai arah pembangunan Subang sudah mulai selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
“Progresnya sudah sangat baik. Penataan industri, kawasan pemukiman, hingga pengendalian alih fungsi lahan mulai menunjukkan komitmen serius. Tinggal ditingkatkan pada aspek pelayanan publik, termasuk kesehatan,” ujarnya.
Menanggapi arahan Gubernur, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan telah menjadi bagian dari visi dan misinya.
Dalam kunjungannya ke Dinas Kesehatan Subang pada 21 Maret 2025 lalu, Reynaldy memaparkan rencana pembangunan dua rumah sakit baru di kawasan Subang utara.
“Insha Allah, visi misi kami sejalan dengan arahan Gubernur. Kami sudah mulai menyusun rencana pembangunan rumah sakit di kawasan Patimban–Pusakanagara dan satu lagi di Sukasari,” jelasnya.
Menurut Reynaldy, Subang utara yang tengah berkembang, terutama dengan hadirnya Pelabuhan Patimban, membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Konsep saya, rumah sakit harus ada dua. satu di Patimban-Pusakanagara dan satu lagi di Sukasari. Kami ingin memastikan bahwa pelayanan kesehatan mudah diakses oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Reynaldy juga menekankan pentingnya mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang sudah ada sebelum pembangunan fisik rumah sakit dilakukan. Ia berkomitmen untuk menggunakan dua tahun ke depan sebagai masa evaluasi dan penguatan layanan Puskesmas.
“Saya ingin tahu dulu bagaimana kualitas pelayanan di Puskesmas, apakah fasilitasnya memadai, dan bagaimana sikap para petugasnya. Semua harus disiapkan dengan matang,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pelayanan yang ramah dan profesional di fasilitas kesehatan. Menurutnya, pelayanan yang baik bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal sikap petugas kepada pasien.
“Siapa pun yang datang ke Puskesmas atau rumah sakit harus disambut dengan senyum, sapa, dan salam. Jangan sampai mereka justru merasa tidak nyaman karena petugasnya cemberut,” pungkasnya.(cdp/ysp)