PASUNDAN EKSPRES - Menteri Keamanan Nasional Israel ancam mundur. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika kabinet menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dalam pernyataan tegas yang disampaikan pada Kamis, Ben-Gvir menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah yang ceroboh dan bertentangan dengan kepentingan Israel.
Menteri Keamanan Nasional Israel Ancam Mundur
Dilansir dari Arab News, dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, Ben-Gvir mengatakan, “Kesepakatan yang sedang dirancang ini adalah kesepakatan ceroboh. Kesepakatan ini akan menghapus semua pencapaian perang dengan membebaskan ratusan militan Palestina dan menarik pasukan dari wilayah strategis di Gaza, tanpa berhasil mengalahkan Hamas.”
Ia menegaskan bahwa jika kesepakatan tersebut disetujui dan dilaksanakan, partainya, Jewish Power, akan menyerahkan surat pengunduran diri kepada perdana menteri.
Meski demikian, pengunduran diri Ben-Gvir tidak akan menyebabkan jatuhnya pemerintahan Netanyahu, karena partainya hanya memegang sebagian kecil kursi di parlemen.
Kesepakatan gencatan senjata yang mencakup penghentian perang sementara selama enam minggu, serta pembebasan sandera Israel dan Palestina, telah memecah belah koalisi pemerintahan Netanyahu.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang berasal dari partai Zionisme Religius, juga mengkritik kesepakatan tersebut dengan menyebutnya sebagai “bencana bagi Israel.”
Selain itu, Partai Zionisme Religius mengencam akan mundur dari pemerintah jika perang tidak dilanjutkan setelah fase pertama gencatan senjata selesai.
Kabinet Netanyahu dijadwalkan untuk melakukan pemungutan suara terkait kesepakatan ini pada Jumat (17/1), meskipun belum ada konfirmasi resmi dari kantor perdana menteri.
Kesepakatan ini mendapat tekanan dari kelompok garis keras dalam pemerintahan, yang menginginkan agar perang terus dilanjutkan sampai Hamas sepenuhnya dikalahkan.
Sementara itu, para pendukung gencatan senjata berargumen bahwa kesepakatan ini adalah langkah penting untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, sehingga dapat memberikan jalan bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta menyelamatkan para sandera yang masih ditahan.
(ipa)