Internasional

Tragedi Tabrakan Pesawat dan Helikopter Militer di Washington, Lebih dari 60 Orang Tewas!

Tragedi Tabrakan Pesawat dan Helikopter Militer di Washington, Lebih dari 60 Orang Tewas!
Upaya pencarian dan penyelamatan di sekitar lokasi reruntuhan kapal di Sungai Potomac (Image From: France 24/Carolyn Kaster, AP)

PASUNDAN EKSPRES - Tragedi tabrakan pesawat dan helikopter militer di Washington. Amerika Serikat kembali dihadapkan dengan kabar duka dari ranah penerbangan di mana sebuah pesawat penumpang regional milik American Airlines bertabrakan dengan helikopter militer Black Hawk milik Angkatan Darat AS pada Rabu (29/1) waktu setempat atau Kamis (30/1) waktu Indonesia. 

Insiden ini menyebabkan lebih dari 60 orang tewas setelah pesawat jatuh ke Sungai Potomac yang dingin, dekat dengan Bandara Nasional Ronald Reagan Washington.

Tragedi Tabrakan Pesawat dan Helikopter Militer di Washington

Saat ini, penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih berlangsung, dengan fokus utama pada faktor-faktor teknis dan manusia.

Dilansir dari Reuters, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Jennifer Homendy, menegaskan bahwa investigasi akan dilakukan secara menyeluruh untuk mengungkap penyebab kecelakaan. 

"Kami akan melakukan investigasi yang mendalam terhadap seluruh aspek tragedi ini," kata Homendy dalam konferensi pers.

Sementara itu, penyelidik utama NTSB, Brice Banning, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai penyebab kecelakaan.  

Berikut beberapa poin penting terkait proses penyelidikan:

Kotak Hitam Belum Diambil: NTSB belum mencoba mengambil kotak hitam dari pesawat karena masih memprioritaskan evakuasi korban. Namun, mereka yakin perangkat perekam ini akan dapat ditemukan.

Peran Kotak Hitam: Pesawat sipil biasanya memiliki dua kotak hitam, satu untuk data penerbangan dan satu untuk rekaman percakapan di kokpit. Data ini akan memberikan wawasan penting mengenai detik-detik terakhir sebelum kecelakaan.

Rekaman Helikopter: Helikopter militer Black Hawk juga dilengkapi dengan sistem perekaman yang akan dianalisis oleh pihak militer dan NTSB.

Kelompok Kerja Investigasi: NTSB akan membentuk berbagai tim untuk menyelidiki aspek teknis, mesin pesawat, lalu lintas udara, dan operasi penerbangan. Salah satu tim akan fokus pada faktor manusia, termasuk pelatihan pilot dan kendali lalu lintas udara.

Data Lalu Lintas Udara: NTSB telah menerima data lalu lintas udara pada Kamis pagi dan sedang meninjaunya.

Menurut Homendy, investigasi kecelakaan penerbangan biasanya mencakup tiga aspek utama: faktor manusia, kondisi mesin, dan lingkungan sekitar.

Para pakar keselamatan udara menyebutkan bahwa sebagian besar kecelakaan penerbangan terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor, bukan hanya satu penyebab tunggal.

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah pesawat jet regional yang awalnya dirancang oleh perusahaan Kanada, Bombardier. Namun, pada tahun 2019, produksi dan kepemilikan pesawat ini dialihkan ke MHI RJ Aviation, anak perusahaan Mitsubishi dari Jepang.

Penyelidikan kecelakaan ini mengikuti standar internasional, yang mengharuskan laporan awal dipublikasikan dalam waktu 30 hari. Sementara itu, laporan akhir yang berisi analisis dan kesimpulan diperkirakan akan diterbitkan dalam 12 hingga 18 bulan ke depan.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua