PASUNDAN EKSPRES - Hujan deras di musim dingin telah mengguyur Gaza, yang membuat tenda-tenda tersapu banjir di beberapa daerah. Pasokan pangan yang menipis serta penyebaran gelombang penyakit menular.
Badai musim dingin mengubah sebagian besar wilayah menjadi lumpur dan membuat banyak dari mereka yang tidur di tenda plastik darurat menjadi basah kuyup.
Situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat terjadi ketika perang udara dan darat israel, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober telah memaksa hampir 85 persen dari 2,5 juta penduduk Gaza meninggalkan rumahnya.
“Air hujan merembes ke dalam. Kami tidak bisa tidur," katanya kepada kantor berita AFP. Dikutip dari Republika (14/12/2023)
Ada beberapa keluarga yang mempunyai tekda yang layak. Namun ada juga yang menggunakan terpal atau plastik tipis tembus pandang yang dibuat untuk melindungi barang-barang dibandingkan untuk tempat berlindung.
Banyk juga tenda-tenda yang tidak mempunyai alas, sehingga orang-orang menghabiskan malamnya dengan meringkuk di pasir yang basah.
"Robek dan air tumpah ke kami. Kami basah kuyup," kata Ramadhan Mohadad.
"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi diri kami sendiri agar air tidak masuk namun hujan masuk. Plastik ini tidak melindungi orang yang tidur di bawahnya, " Sambungnya
Tenda yang robek juga terlihat di beberapa keluarga lain dan menunjukan genangan air di dalamnya.