PASUNDAN EKSPRES - Putra Mahkota Arab Saudi sebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida. Putra Mahkota Arab Saudi, yaitu Mohammed bin Salman mengutuk keras tindakan Israel yang dinilai sebagai genosida.
Dalam pidatonya di sebuah pertemuan para pemimpin Muslim dan Arab, sang pangeran juga mengecam serangan Israel ke Lebanon dan Iran.
Putra Mahkota Arab Saudi sebut Genosida atas Tindakan Israel di Gaza
Sebagai tanda perbaikan hubungan antara Riyadh dan Tehran, dia memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan ke wilayah Iran. Pemimpin de facto Saudi ini, bersama pemimpin lainnya yang hadir, menyerukan penarikan total Israel dari Tepi Barat dan Gaza.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa kegagalan komunitas internasional dalam menghentikan perang di Gaza adalah sebuah kegagalan komunitas internasional, dan menuduh Israel menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Tak Terlihat Sejak 1937, Tikus Berbulu Emas Ditemukan Kembali di Afrika
BACA JUGA: Taylor Swift Rayakan Ultah Ke-34, Travis Kelce Kemana?
Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud mengatakan, di mana komunitas internasional gagal adalah menghentikan konflik yang segera dan mengakhiri agresi Israel.
Perang di Gaza dimulai setelah serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023, dimana ratusan pemberontak memasuki Israel bagian selatan. Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.
Israel membalas dengan melancarkan kampanye militer untuk menghancurkan Hamas, yang menyebabkan lebih dari 43.400 orang tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Laporan dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB menemukan bahwa hampir 70% dari korban yang terverifikasi dalam periode enam bulan di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Para pemimpin dalam pertemuan tersebut juga mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "serangan berkelanjutan" Israel terhadap staf dan fasilitas PBB di Gaza.
Bulan lalu, Knesset mengesahkan undang-undang yang melarang Unrwa, badan pengungsi Palestina PBB, beroperasi di Israel dan Yerusalem Timur yang diduduki, dengan tuduhan organisasi tersebut bekerja sama dengan Hamas.
Beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, telah mengungkapkan kekhawatiran serius terhadap langkah yang membatasi kemampuan badan pengungsi Palestina (UNRWA) untuk mengirimkan bantuan ke Gaza.
(ipa)