PASUNDAN EKSPRES - Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan, negaranya dan China akan mencabut persyaratan visa secara permanen mulai Maret 2024.
"Saat ini kami siap untuk membuka negara dan saling melayani wisatawan di kedua negara. Ini adalah kabar baik," kata Srettha kepada wartawan pada Selasa (2/1/2024).
"Ini merupakan peningkatan hubungan antara Thailand dan China, serta peningkatan pentingnya paspor Thailand," tambahnya, dikutip dari BBC.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri China mengatakan kedua negara akan meningkatkan pertukaran antarmasyarakat dengan saling menghapuskan persyaratan visa.
"Otoritas yang berwenang dari kedua belah pihak sedang berkomunikasi secara erat mengenai masalah ini, dan kami menantikan penerapan pengaturan yang relevan," kata juru bicara kementerian Wang Wenbin, dikutip dari The Straits Times.
Thailand adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara. Negara ini sangat bergantung pada sektor pariwisatanya.
September lalu, Kota Bangkok menghapuskan persyaratan visa bagi warga negara China hingga Februari 2024. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, karena Thailand mulai kehilangan daya tariknya bagi wisatawan Negari Tirai Bambu.
Menurut pemerintah Thailand, Thailand menerima 28 juta wisatawan asing pada tahun 2023, menghasilkan pendapatan sebesar 1,2 triliun baht (sekitar Rp 543,4 triliun).
Dari jumlah tersebut, Malaysia merupakan pasar utama dengan 4,5 juta pengunjung.China menyusul dengan 3,5 juta, namun jumlah ini masih jauh dari target 4 juta pengunjung.
Meski begitu, jumlah wisatawan Shina meningkat tahun lalu dibandingkan tahun 2022, ketika Thailand hanya menerima 270 ribu wisatawan.
Pada tahun 2019, jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Negeri Gajah Putih mencapai 11 juta orang.
Otoritas Pariwisata Thailand telah menetapkan target 8,2 juta wisatawan China pada tahun 2024.
Sejak merebaknya virus corona baru, kemerosotan perekonomian China dan kurangnya penerbangan menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Thailand.
Selain itu, beberapa orang mengkhawatirkan keselamatan mereka di tengah rumor bahwa turis diculik dan dikirim melintasi perbatasan untuk bekerja di pusat penipuan di Myanmar dan Kamboja.
Wisatawan juga gelisah setelah seorang ibu asal China dan putranya ditembak mati di pusat perbelanjaan paling terkenal di Bangkok pada Oktober tahun lalu.
(nym)