PASUNDAN EKSPRES - Kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlanes di Kazakhstan. Sebuah tragedi memilukan terjadi pada Rabu pagi (26/12), ketika pesawat penumpang milik Azerbaijan Airlines jatuh di dekat Bandara Aktau, Kazakhstan, yang terletak di dekat Laut Kaspia.
Kecelakaan ini menewaskan sedikitnya 38 orang dan melukai 29 lainnya, menurut keterangan dari Kementerian Situasi Darurat Kazakhstan kepada ABC News.
Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlanes
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny, Rusia. Namun, karena kondisi kabut tebal di Grozny, pesawat dialihkan untuk mendarat di Aktau, Kazakhstan, sebagaimana dilaporkan oleh media berita Rusia.
Menurut informasi resmi, pesawat itu membawa 69 orang, yang terdiri dari 64 penumpang dan lima awak.
Dari 29 orang yang selamat, banyak yang harus dirawat di rumah sakit, termasuk dua anak-anak. Wakil Menteri Kesehatan Kazakhstan mengungkapkan bahwa beberapa korban berada dalam kondisi kritis.
Berdasarkan laporan awal, kecelakaan ini kemungkinan disebabkan oleh serangan burung yang mengakibatkan kegagalan mesin, memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat.
Namun, pihak berwenang juga telah memulai penyelidikan kriminal terkait kecelakaan ini.
Farid Huseynov, juru bicara Azerbaijan Airlines, menyatakan bahwa proses investigasi sedang berlangsung dengan kerja sama antara Kejaksaan Kazakhstan dan Azerbaijan.
"Semua kemungkinan sedang diselidiki dalam kasus ini," ujarnya dalam konferensi pers.
Penumpang dalam penerbangan ini berasal dari beberapa negara, termasuk 37 warga Azerbaijan, enam dari Kazakhstan, tiga dari Kirgistan, dan 16 dari Rusia. Tim penyelamat, yang terdiri dari 432 personel, 79 kendaraan, dan 10 anjing pelacak, telah dikerahkan ke lokasi kecelakaan untuk mencari korban.
Maj. Jenderal Chingis Arinov dari Kementerian Situasi Darurat Kazakhstan menyebutkan bahwa pihaknya memberikan dukungan penuh kepada tim investigasi di lokasi kejadian.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev membatalkan rencananya untuk menghadiri pertemuan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di St. Petersburg, Rusia, sebagai bentuk belasungkawa.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kedua pemimpin menyampaikan simpati kepada keluarga korban dan berharap kesembuhan bagi yang terluka.
Putin juga mengirim tim dari Kementerian Situasi Darurat Rusia ke Aktau, yang membawa tenaga medis dan peralatan tambahan untuk membantu operasi penyelamatan.
Embraer, produsen pesawat tersebut, menyampaikan keprihatinannya atas kecelakaan ini. "Kami memantau situasi dengan cermat dan berkomitmen penuh untuk mendukung otoritas terkait," kata perusahaan itu dalam pernyataannya.
(ipa)