SUBANG-Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Subang mengalami progres penurunan, namun apakah itu tanpa masalah?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka TPT di Kabupaten Subang dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan sebanyak 2,12 persen. Akan tetapi, terdapat isu bahwa dalam kurun waktu tersebut, TPT lulusan SMK selalu di angka paling tinggi dibanding lulusan tingkat pendidikan lainnya.
Menurut sumber BPS, pada tahun 2021 TPT lulusan SMK di Kabupaten Subang mencapai 19,15 persen, di tahun 2022 jumlahnya kembali menanjak di angka 21,54 persen, angka tersebut kembali naik menjadi 21,78 persen di tahun 2023.
Selanjutnya timbullah pertanyaan, "Apakah keahlian yang diajarkan di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan usaha atau industri di Kabupaten Subang?" Karena berdasarkan fakta di atas TPT lulusan SMK justru semakin meningkat tiap tahunnya.
Pj Bupati Subang Dr. Drs. Imran, M.Si. MA.Cd pun sempat mengungkapkan kekhawatirannya tentang permasalahan tersebut, terutama dalam menghadapi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ada di Kabupaten Subang. "Beberapa waktu yang lalu saya sempat berdiskusi dengan pihak KEK Patimban, mereka membutuhkan tenaga ahli untuk ship building. Politeknik dan SMK kita belum menyiapkan itu," ucap Imran memberikan salah satu contoh kurangnya persiapan Subang dalam menghadapi perkembangan KEK, Rabu (25/9) saat menghadiri kick off Subang Innovation Festival 2024.
Permasalahan lainnya adalah berdasarkan jenis kelamin, diketahui angka TPT laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan di Kabupaten Subang. Kembali menurut BPS pada tahun 2023, TPT laki-laki berada di 9,71 persen, dua kali lipat lebih tinggi dibanding TPT perempuan sebesar 4,33 persen.
Bahkan, jika kita melihat dari tiga tahun terakhir, TPT perempuan mengalami penurunan signifikan sebanyak -5,27 persen dibandingkan TPT laki-laki hanya turun sebanyak -0,17 persen.
Berkaca dari data tersebut, muncullah pertanyaan selanjutnya "apakah pasar tenaga kerja di Kabupaten Subang selama ini kurang ramah untuk salah satu jenis kelamin, dalam hal ini laki-laki?" Sebab, kesenjangan angka TPT antar jenis kelamin nyatanya cukup kontras.
Sekretaris Umum FSBP-KASBI Rahmat Saputra pernah berpendapat bahwa lapangan kerja di Subang saat ini hanya berorientasi pada industri padat karya yang terfokus pada tenaga kerja perempuan saja. "Mayoritas lapangan kerja terbuka di Subang hanya berorientasi pada industri padat karya yang notebenenya kebutuhan tenaga kerja hanya pada kaum perempuan saja, sementara angka pengangguran bagi pria masih sangat tinggi," ucapnya pada Pasundan Ekspres, Selasa (14/5).(fsh/sep)
Berikut data angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari BPS dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Subang:
2019: TPT 8,68 - TPAK 67,67
2020: TPT 9,48 - TPAK 66,70
2021: TPT 9,77 - TPAK 67,78
2022: TPT 7,77 - TPAK 68,87
2023: TPT 7,65 - TPAK 70,03
*dalam persen