Dari berbagai macam hobi yang digeluti oleh masyarakat, seperti membaca, memasak, bermain musik, hingga mendaki gunung, ada satu hobi yang tergolong unik dan langka, yaitu mengoleksi koran lawas dan majalah jadul.
Hobi mengoleksi media cetak lawas ini jarang ditemukan, namun memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang tertarik dengan sejarah dan budaya masa lalu. Salah satu orang yang dengan tekun dan penuh dedikasi menggeluti hobi ini adalah Kin Sanubary, seorang pria asal Subang yang telah memulai hobinya sejak duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 1985.
Kin Sanubary, yang akrab disapa Ikin Sodikin Mustari, mulai menunjukkan ketertarikannya pada koran dan majalah sejak usia dini. Ketika teman-temannya sibuk bermain di luar, Kin lebih memilih membaca dan menyimpan surat kabar yang ia temukan.
Hobi ini terus berkembang seiring bertambahnya usia. Saat duduk di bangku SMP, SMA, hingga masa kuliah, Kin tetap konsisten mengumpulkan berbagai surat kabar dan majalah lawas yang menurutnya memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Kini, di usianya yang ke-53 tahun, Kin telah berhasil mengumpulkan lebih dari 300 penerbitan surat kabar nasional dan internasional. Beberapa di antaranya bahkan merupakan surat kabar terbitan tahun 1950-an, yang tentu saja memiliki nilai historis yang sangat berharga. Keberhasilannya dalam mengumpulkan dan merawat media cetak lawas ini membuat namanya dikenal luas di kalangan jurnalis, wartawan senior, hingga kalangan akademisi.
Mengoleksi koran lawas bukan hanya sekadar mengumpulkan lembaran kertas usang. Bagi Kin, koran lawas adalah jendela menuju masa lalu, yang memungkinkan kita untuk melihat dan memahami kehidupan serta peristiwa bersejarah yang terjadi pada zaman tersebut. Setiap lembaran koran lawas yang disimpan memiliki cerita dan nilai sejarah yang tak ternilai.
Ada beberapa alasan mengapa hobi mengoleksi koran lawas bisa menjadi kegiatan yang menarik dan memuaskan. Pertama, koran lawas membawa kita kembali ke masa lalu. Melalui berita-berita yang tercetak di dalamnya, kita dapat mengetahui bagaimana situasi Indonesia dan dunia pada masa-masa tertentu. Misalnya, kita dapat membaca berita tentang masa kemerdekaan Indonesia, peristiwa G30S-PKI, masa Orde Lama dan Orde Baru, hingga berbagai peristiwa penting lainnya seperti Tragedi Mei 1998 dan peristiwa peralihan dari masa orde baru ke masa reformasi.
Selain itu, koran lawas juga menawarkan gaya penulisan yang khas dan berbeda dari zaman sekarang. Bahasa yang digunakan dalam koran-koran lawas sering kali lebih formal, lugas, dan terkadang puitis, mencerminkan gaya jurnalistik pada zamannya. Bagi Kin, membaca koran lawas adalah cara untuk menikmati bahasa dan gaya penulisan yang unik dan tak lagi ditemukan di media masa kini.
Koran-koran lawas juga memberikan wawasan tentang norma dan nilai-nilai sosial pada masa lalu. Melalui berita, opini, dan iklan yang tercetak di dalamnya, kita bisa melihat bagaimana masyarakat berpikir dan berperilaku pada zamannya. Misalnya, kita dapat memahami bagaimana peran gender, pandangan terhadap teknologi baru, atau kebiasaan konsumsi berubah seiring waktu.
Dedikasi Kin dalam mengoleksi dan merawat koran-koran lawas tidak luput dari perhatian berbagai kalangan. Berkat ketelatenannya, Kin telah menerima apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan jurnalis, wartawan senior, dan akademisi.
Pada peringatan Hari Pers Nasional tahun 2023, Kin Sanubary dianugerahi penghargaan Pangajen Rumawat Kalawarta oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas ketekunan dan dedikasinya dalam menyimpan, merawat, dan memelihara media cetak lawas yang kini menjadi koleksi berharga.
Penghargaan ini tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kin, sekaligus menjadi motivasi baginya untuk terus melanjutkan hobinya ini. Kin berharap koleksi yang ia miliki dapat menjadi sumber belajar dan referensi bagi generasi mendatang, serta sebagai bentuk pelestarian sejarah yang tidak boleh dilupakan.
Meskipun hobi ini sangat memuaskan, namun tidak bisa dipungkiri ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh Kin dalam menjalani hobinya ini. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana merawat koran-koran lawas agar tetap dalam kondisi baik dan tidak rusak oleh waktu. Kertas yang digunakan dalam media cetak lawas cenderung rapuh dan mudah rusak, sehingga membutuhkan perawatan khusus agar tetap awet.
Selain itu, menemukan koran-koran lawas yang langka juga menjadi tantangan tersendiri. Kin sering kali harus berburu ke berbagai tempat, termasuk pasar loak, toko buku bekas, hingga lelang barang antik untuk mendapatkan koleksi baru. Meskipun demikian, tantangan-tantangan tersebut tidak mengurangi semangat Kin dalam menjalani hobinya.
Kin juga berharap hobinya ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai dan melestarikan sejarah. Ia percaya bahwa setiap koran lawas yang ia kumpulkan memiliki nilai sejarah yang tak ternilai, dan dengan menyimpannya, ia turut serta dalam menjaga warisan budaya dan sejarah bangsa.
Selain itu, Kin juga berharap koleksinya suatu hari nanti dapat dipamerkan dalam sebuah museum atau perpustakaan, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak orang. Ia ingin agar koleksinya dapat menjadi sumber belajar dan inspirasi bagi generasi mendatang, serta menjadi pengingat akan betapa kayanya sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
Hobi mengoleksi koran lawas mungkin tidak sepopuler hobi-hobi lainnya seperti fotografi atau olahraga, namun hobi ini memiliki nilai yang sangat tinggi, terutama dalam hal pelestarian sejarah. Bagi Kin Sanubary, mengoleksi koran lawas bukan hanya sekadar mengumpulkan benda-benda lama, tetapi juga menjaga dan melestarikan kenangan serta peristiwa penting yang pernah terjadi di masa lalu.
Melalui hobinya ini, Kin telah memberikan kontribusi yang berharga dalam menjaga warisan budaya dan sejarah bangsa. Penghargaan yang ia terima dari PWI menjadi bukti bahwa hobi ini tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan negara.
Bagi mereka yang mungkin tertarik untuk memulai hobi serupa, Kin menyarankan untuk memulainya dengan tekun dan sabar.
"Hobi ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Setiap kali menemukan koran lawas yang langka, rasanya seperti menemukan harta karun," ujarnya sambil tersenyum.(hdi/ysp)