News

KPAD Tawarkan Pendampingan Bagi Keluarga Korban Balita Tenggelam di Subang

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Subang, Dr. Nuraeni
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Subang, Dr. Nuraeni

SUBANG-Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Subang, Dr. Nuraeni menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban atas tenggelamnya empat  balita di Sungai Cipabeulah, Ciater. 

Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama di area berisiko tinggi seperti sungai.

"Kami turut berduka cita yang mendalam atas peristiwa tragis ini. Kami juga menawarkan pendampingan psikologis bagi keluarga yang berduka untuk membantu mereka mengatasi trauma dan kehilangan," ujar Dr. Nuraeni kepada Pasundan Ekspres.

Dia mengatakan, anak-anak memerlukan pengawasan ketat saat berada di dekat sungai. Kelalaian dalam memberikan perhatian penuh kepada anak-anak di sekitar sungai bisa menyebabkan kecelakaan tragis. 

Terkadang, lanjutnya, orang tua mungkin tidak sepenuhnya menyadari bahaya yang ada di sekitar sungai, terutama jika area tersebut tampak aman pada pandangan pertama.

"Selain pengawasan, lingkungan sekitar yang tidak memiliki pengaman atau tanda peringatan yang memadai juga berkontribusi terhadap risiko tenggelam," tambahnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, penting bagi semua pihak, termasuk orang tua, komunitas, dan pemerintah, untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengawasan anak dan keselamatan di sekitar area berisiko tinggi seperti sungai.

Dr. Nuraeni juga memberikan beberapa langkah yang bisa diambil oleh orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka di rumah.

Pertama, selalu mengawasi anak-anak. Terutama ketika mereka bermain di luar rumah atau di dekat sungai. Pengawasan yang konsisten dan penuh perhatian adalah kunci utama untuk mencegah kecelakaan.

Kedua, mengajari anak-anak tentang bahaya. Berikan penjelasan yang sesuai dengan usia mereka tentang bahaya bermain di sungai dan pentingnya menjauh dari area berisiko.

Ketiga, memastikan lingkungan aman. Pastikan ada pagar atau pengaman yang memadai untuk mencegah anak-anak mengakses area berbahaya.

Keempat, membatasi waktu bermain. Batasi waktu anak-anak bermain di luar rumah, terutama di dekat area yang berisiko. Pastikan mereka selalu di bawah pengawasan orang dewasa.

Kelima, memilih aktivitas bermain yang aman. Hindari aktivitas yang bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di sungai. Keenam, selalu berkomunikasi. Jelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya keselamatan dan peraturan yang ada.

Nuraeni juga mengimbau agar anak-anak selalu mematuhi aturan keselamatan yang ditetapkan oleh orang tua atau pengawas mereka, termasuk menjauhi area berbahaya dan tidak bermain di dekat sungai tanpa pengawasan.

"Meningkatkan kesadaran akan keselamatan anak-anak dan pentingnya pengawasan yang ketat dapat dilakukan melalui kampanye edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Nuraeni, perbaikan infrastruktur di sekitar area berisiko, seperti pembangunan pagar pengaman dan pemasangan lampu penerangan di area berbahaya, juga perlu didorong.

Nuraeni berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam menjaga keselamatan anak-anak di sekitar lingkungan mereka.(cdp/ysp)

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua