News

Ngaruat Bumi di Milangkala Desa Tambakan ke-202 dan Hari Krida Pertanian

Desa Tambakan

SUBANG- Desa Tambakan merayakan Milangkala ke-202 sekaligus memperingati Hari Krida Pertanian yang ke-142. Acara ini berlangsung meriah di kantor Desa Tambakan PADA Senin, (29/7).

Acara ini dihadiri oleh ribuan warga dan ramai oleh pedagang UMKM yang menjajakan dagangannya di sepanjang tepian jalan.

Sekretaris Desa Tambakan, Asep Hegar Sawaludin, S.H, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah menjadi tradisi tahunan yang selalu dinantikan.

“Kegiatan ini bisa dibilang hari krida pertanian untuk masyarakat yang memiliki pertanian, intinya bersyukur dari masyarakat Desa Tambakan. Dulu sering disebut ruatan bumi, tetapi sekarang bergeser karena modernisasi jadi disebut hari krida pertanian, sembari merayakan milangkala desa Tambakan yang ke-202,” ucap Asep.

Menurutnya, perayaan dimulai dengan berbagai kegiatan yang telah berlangsung sejak malam sebelumnya, dimulai dengan pagelaran seni budaya seperti Gembyung.

“Untuk kegiatan hari ini, diawali dengan apel pagi yang dihadiri oleh Kapolsek, panitia, Linmas, dan Karang Taruna yang terlibat dalam kegiatan ini,” jelas Asep.

Setelah apel, acara dilanjutkan dengan hajat atau rajah, sebuah tradisi syukuran yang dipimpin oleh sesepuh, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat.

Kemudian, warga bersama-sama menikmati sarapan pagi sebelum menyaksikan kesenian Singa Abrug.

Singa Abrug telah menjadi simbol Desa Tambakan dan satu-satunya kesenian yang berasal dari desa ini, yang diresmikan sebagai ikon desa pada tahun 2018.

Kesenian Singa Abrug diiringi oleh kesenian Singa Depok, dan acara tersebut diikuti oleh perwakilan dari Polsek, Mustika Kecamatan, dan Sekmat.

Mereka menaiki singa dan mengikuti rangkaian acara adat yang telah menjadi tradisi.

"Setelah itu, dilanjutkan dengan ruatan bumi yang berlangsung dari jam 11:00 hingga 15:00," tambah Asep.

Cepi, salah satu warga Tambakan, merasa senang dengan perayaan ini.

“Alhamdulillah, bagus untuk ruat bumi Tambakan. Semoga masyarakat Tambakan berkah, barokah, selamat, subur pertaniannya, sehat selalu, dan maju terus,” ungkapnya.

Acara inti dilaksanakan pada malam hari, diawali dengan sambutan dari kepala desa, ketua panitia, dan Muspika.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang golek yang dipimpin oleh dalang Wawan, berlangsung dari setelah Isya hingga sekitar jam 1 atau 2 malam.

“Ini adalah puncak dari seluruh rangkaian kegiatan,” tutup Asep.(hdi)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua